CIBOLEGER – Mengawali tahun 2021, Jurnalis Filantropi Indonesia (JUFI) didukung oleh beberapa lembaga sosial, komunitas dan majelis taklim, menggelar Ekspedisi dan Bakti Sosial “Peduli Muallaf Baduy” di Lembah Barokah Ciboleger, Desa Bojong Menteng, Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Sabtu-Ahad (9-10 Januari 2021).
Pihak sponsor yang turut mendukung kegiatan sosial dan dakwah tersebut, diantaranya: Himpunan Dai Muda Indonesia (HDMI), Infaq Dakwah Center (IDC), Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyyah (YASMUI), Indonesia Care, Wakaf Al Azhar, LAZ Al Azhar, Bank Muamalat, Majelis Ta’lim Al Muthmainnah – Sentul, Peduli Jilbab, Teladanku, Squad Kebaikan, Pro Parent dan Shieraki, dan Umat TV Peduli.
Paket bantuan yang dihimpun secara kolektif tersebut diberikan untuk para muallaf Baduy yang tinggal di klaster-klaster Lembah Barokah Ciboleger, seperti Klaster Ar Razzaq, Klaster Ar Rahman dan Klaster Ar Rahim. Secara keseluruhan ada 150 penerima paket bantuan yang diberikan melalui kupon. Paket bantuan itu berupa sembako, beras, pakaian muslimah, pakaian dan makanan anak-anak, hijab, mushaf Qur’an, uang santunan, masker, dan sebagainya.
Panitia dan para sponsor yang ikut dalam rombongan Ekspedisi Peduli Muallaf Baduy terdiri dari lima rombongan, meliputi: Rombongan Depok, Bekasi, Sentul, Gunung Sindur, dan Tenabang. “Kami bergerak dari wilayah masing-masing, dengan titik kumpul di Terminal Ciboleger. Kemudian menuju Lembah Barokah Ciboleger hanya sekitar 400 meter atau butuh waktu 5 menit saja,” kata Ilham selaku Ketua Panitia Pelaksana Peduli Muallaf Baduy.
Selain memberikan santunan kepada muallaf Baduy, kegiatan sosial ini dirangkai dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Rahmad dari Al Azhar Jakarta, mendongeng untuk anak oleh Ustazah Kartika dari Bekasi, dan pengenalan bahasa Inggris untuk anak-anak yang disampaikan oleh Nikolas.
Ketua Umum Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyyah (YASMUI), dokter H. Ashari juga berkesempatan menyampaikan sekilas tentang hunian Lembah Barokah Ciboleger dan seputar muallaf Baduy.
Dikatakan dr. Azhari, pemukiman muallaf Lembah Barokah Ciboleger (LBC) telah dimulai sejak 2016. Para muallaf Baduy ini disediakan tempat tinggal berupa rumah panggung yang sedehana. Mereka terbagi dalam lima zona atau Klaster, yakni: Klaster Ar-Razzaq, Klaster Ar Rahman, Klaster Ar Rahim, Klaster As Salam, dan Klaster Al-Ghoni.
“Di setiap cluster, ada satu ustadz yang mendamping atau membina muallaf Baduy. Jumlahnya ada 4 Ustadz yang membina anak-anak sekaligus orangtuanya. Dua Ustadz setempat, dan dua lagi adalah Ustadz dari Sekolah Tinggi An Nuaimi Jakarta. Masing-masing ustadz mengasuh setiap cluster, yaitu Setiap malam Selasa dan malam Minggu ada pengajian bersama. Adapun untuk anak-anak disediakan Taman Pendidikan Al Qur’an Nurul Ilmi,” kata Ashari, Sabtu (9/1/2021).
Kampung Muallaf Baduy ini, kata Ashari, tujuannya untuk pemberdayaan ekonomi dan pembinaan Aqidah. “Saat ini kami sedang proses penyelesaian pembangunan masjid yang diberi nama Al Fatih. Dalam waktu dekat, kita sedang mempersiapkan pembangunan pesantren juga,” jelas dr. Ashari yang juga Direktur Eksekutif Gerbang Betawi.
Muallaf Baduy
Lembah Barokah Ciboleger adalah sebuah hunian masyarakat Muslim Baduy. Mereka tinggal di rumah-rumah panggung khas tradisi Baduy, wakaf dari para dermawan yang peduli muallaf Baduy. Sebelumnya, mereka tinggal di saung milik lahan orang lain.
Ada aturan yang harus dipatuhi dalam tradisi Baduy. Seorang yang telah telah memeluk agama Islam, mereka harus keluar dari wilayahnya. Selama beberapa lama tak punya tempat tinggal, mereka terpaksa numpang di rumah atau ladang orang lain.
Tatkala keluar dari kampung halamannya, mereka tak punya aset apapun. Selain tak berpendidikan, tak bisa baca tulis, juga tak punya ketrampilan. “Dengan latarbelakang itulah, kami berupaya mengedukasi kehidupan mualaf Baduy menjadi lebih baik. Saat ini, masyarakat Muslim Baduy belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dan pembinaan dalam hal pendidikan, ekonomi, dan spritual. Mereka masih hidup di bawah garis kemiskinan,” kata dr. Ashari.
Di Lembah Barokah Ciboleger, Banten, dihuni 50 Kepala Keluarga (KK). Sebagian besar dihuni oleh Mualaf Baduy. Hanya satu KK yang masih berkeyakinan lama. Meski berbeda keyakinan, mereka hidup damai dan menerima perbedaan.
Sekilas JUFI
Para Jurnalis lintas media yang tergabung dalam Jurnalis Filantropi Indonesia (JUFI) tergerak menaruh peduli terhadap masyarakat Muslim Baduy. Untuk itu JUFI mengajak pelbagai pihak untuk bekerjasama dan bersinergi dalam menebar kebaikan dan kemaslahatan umat.
JUFI adalah singkatan dari Jurnalis Filantropi Indosia, sebuah komunitas jurnalis lintas media (media cetak, onlnine, dan elektronik), atau mereka yang terlibat dengan dunia literasi, informasi dan digitalisasi. Mereka adalah para influencer, vloger, bloger, youtubers, citizen journalism, dan pekerja kreatif lainnya.
Dalam melakukan kegiatannya, JUFI yang memiliki motto “Menebar Salam, bermanfaat, membangun sinergi, dan berinvestasi kebaikan” ini bermitra dengan Lembaga sosial, Komunitas, Majelis Taklim, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Instansi Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan Kepemudaan, Institusi Pendidikan hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
JUFI tergerak dari rasa kepedulian kami terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan (humanity) di negeri ini khususnya, dan belahan dunia lain pada umumnya. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara yang paling rawan terhadap bencana. Karena itu JUFI bukan hanya concern terhadap peristiwa kebencanaan, tapi juga kemiskinan, lingkungan dan dampak sosial yang ditimbulkannya. Terlebih di masa Pandemi Covid-19 saat ini.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR), Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi.
Indonesia, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan gunung berapi. Indonesia juga menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir. Namun dibandingkan negara-negara lain, tsunami merupakan ancaman yang paling mengkhawatirkan.
Di tengah deras informasi, JUFI berkomitmen untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat. Bukan hanya menyampaikan narasi dan potret kemanusiaan yang sedang terjadi, tapi juga menggugah para dermawan untuk membantu masyarakat yang dililit masalah dan problematika sosial lainnya.
Terkait informasi, JUFI berupaya memberi panduan dan arahan terkait informasi yang benar. JUFI juga berupaya mengajak dan memberikan kesadaran kepada masyarakat, membudayakan sifat gotong royong, saling tolong menolong, dan berlomba lomba dalam kebaikan.
JUFI diharapkan menjadi motivator dan inspirasi bagi masyarakat dalam menebar kebajikan, amal saleh, menjadi insan yang bermanfaat dan segala hal yang positif.
Adapun Visi JUFI adalah mewujudkan jurnalis Indonesia dan masyarakat yang bermartabat, peduli dan bermanfaat bagi orang banyak. Sedangkan misinya adalah membangun jaringan/network insan media, relawan dan influencer di seluruh Indonesia; mencerdaskan dan mengedukasi masyarakat terkait peradaban berbasis digital/online; menggerakkan masyarakat dan pihak terkait di bidang filantropi.
Program JUFI meliputi: mengadakan pendidikan dan pelatihan jurnalistik, broadcasting dan multimedia; Mengadakan Forum Grup Diskusi (FGD) dengan tema kemanusiaan, kebencanaan, pemberdayaan umat, sosial, budaya, dakwah, lingkungan, dan ekonomi.
JUFI juga mengadakan silaturahim dengan sejumlah tokoh untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman; Menjadi media konsultan dalam rangka membantu dan mensosialisasikan informasi terkait filantropi.
Selain itu juga mengadakan Konferensi pers dan hal-hal terkait Public Relation, juga membuat Press Release sebuah event; Menjembatani kegiatan filantropi, CSR, dan pemberdayaan umat lainnya.(***)