JAKARTA, Pengamat intelijen dan pertahanan Suhendra Hadikuntono memprediksi Partai Demokrat tidak akan terbelah menjadi dua kubu meskipun ada pihak eksternal yang menginginkan. Demikian wawancara reporter Desentral.News melalui saluran Smart Phone hari ini (3/2) di Jakarta.
Kalau melihat kisruh yang terjadi di Partai Demokrat, jangan dilihat setengah-setengah tapi harus dilihat secara konprehensif seperti dari inisiator atau pendiri PD serta pihak yang mendompleng dari masalah yang berkembang, akan tetapi memang terlalu seksi untuk dibicarakan. jika sekarang muldoko meng-copy paste ini menjadi panggung politik dia ya sah sah saja, jauh sebelumnya, Suhendra mengawali pembicaraan.
Lebih lanjut katanya, masalah ini berawal bulan juni yang lalu dimana elit PD diantaranya, Subur dkk. bertemu dengannya pada tanggal 13 Juni 2020 hari Sabtu, minta saran dan pendapat. Pada kesempatan itu saya menyarankan “agar hendaknya langkah atau keputusan Politik, berdasarkan konstitusional melalui mekanisme MA TUN sehingga dampak sosial yang timbul bisa dihindari, jangan bermain diluar ring seperti meng-opinikan atau merangsang pendukung melakukan tindakan anarki”, karena sesungguhnya politik itu intelektual ”, sebab sebagian elit PD saat itu mempermasalahkan kepengurusan AHY yang menyimpang, tidak melalui Mahkamah Partai sehingga terkesan dinasti. lalu diterbitkanlah SK Kemenkumham, oleh sebab itu saya menyarankan solusi konstitusional menggugat melalui MA TUN.
“Terus terang saya tidak mempunyai tendensi politik, makanya, saya memberi saran melalui jalur konstitusi”, Saya melihat masukan seperti ini jarang bisa dilakukan karena tidak punya keinganan dan tidak memahami, “saya nggak tau ya apa motifasi Muldoko”, begitu aja kira-kira
Sebenarnya apa yang terjadi pada PD, “ini adalah dinamisasi internal, antara harapan, keinganan dengan kenyataan yang diharapkan itu tidak sesuai .ada kegelisahan di internal demokrat. ”,katanya.
Menurutnya, mendirikan partai politik berarti mendirikan kinerja politik, kinerja politik itu terjadi jika anggotanya bersikap kritis terhadap kinerja pengurus Partai, tapi kalau gak seperti itu ya gak perlu membuat partai politik dong.
Persolannya kata Pengamat Intelijen dan tokoh perdamaian Thailand Selatan ini, bagaimana sikap yang dikritisi dan yang mengkritisi, namun demikian katanya, kalau saya amati gaya AHY ini, masih belum bisa lepas dari mentornya yaitu SBY. Jadi ungkapnya, Selama AHY tidak bisa menjadi dirinya sendiri dalam berpolitik maka dia akan gagal, menurut saya di PD ini harus ada AHY Kultural, bukan SBY kultural,tegasnya.
Menurut penjelasan Sehendra, Demokrat ini partai yang meng-inspirasi partai demokrat di AS, SBY yang juga seorang demokrat dan berlatar belakang TNI yang menjunjung tinggi demokratisasi, sebagai pengawal demokrasi, itu sebenarnya yang mengawali pemikiran berdirinya Partai Demokrat.
Suhendra berkeyakinan kalau PD tidak akan terbelah seperti partai Golkat atau PPP dan partai lainnya, meskipun ada sebagian orang di eksternal partai yang mempunyai keinginan seperti itu, hal itu ditegaskannya bahwa penyelesaian tidak dilakukan dengan cara serampangan, tidak dengan cara politik tapi mengedepankan kekuasaan, sehingga kalaupun itu terjadi saya pesimis akan mendapatkan dukungan dari masyarakat, makanya saya sarankan ke MA TUN agar permainannya keliatan cantik dan dengan cara konstitusional, sehingga enak untuk dinikmati dan enak untuk di amati oleh masyarakat.
Tentang AHY berkirim surat Ke Jokowi dan perlu diklarifikasi menurutnya, tidak ada urgensi-nya, presiden mengomentari hal tersebut, beliau bukaan ketua partai politik, dan tdk akan terjebak hal demikian(MHD)