Mensos Sambangi Pemulung di Kalibaru Jakarta
JAKARTA (3 Februari 2020). Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengunjungi Pelabuhan Kalibaru Kecamatan Cilincing Kelurahan Kalibaru Jakarta Utara. Lokasi ini merupakan lokasi pemukiman para pemulung yang merupakan binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Kumala.
Mensos melihat proses penimbangan hasil rongsokan para warga binaan LKS Kumala. Mensos juga berdialog dengan para pemulung untuk mengetahui lebih jauh kondisi mereka.
“Kita kesini dengan harapan mereka bisa lebih baik kehidupannya. Karena jika mengandalkan bantuan sosial saja akan lama keluar dari garis kemiskinan. Jadi kami ajak mereka untuk bisa pindah ke Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi, disana mereka akan dapat keterampilan sebagai modal untuk meningkatkan ekonomi,” beber Risma.
Di lokasi ini, para pemulung menyewa kontrakan dengan biaya berkisar Rp. 700 ribu/Bulan, sedangkan pendapatan mereka hanya mencapai kurang lebih Rp. 1,2 juta/Bulan. Salah satu pemulung mengeluhkan beratnya biaya sewa kontrakan.
Atas dasar itu juga Risma mengajak para pemulung untuk tinggal di Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi milik Kemensos tanpa biaya sewa. Jadi pendapatan para pemulung tidak banyak dikeluarkan hanya untuk tempat tinggal.
“Jadi mereka tinggal di Balai gratis. Nanti dibuatkan rumah susun bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kemudian mereka bisa pindah ke rusun dengan biaya sewa Rp. 10 ribu/bulan, setelah mereka mapan secara ekonomi mereka diharapkan pindah karena rusun akan disewakan lagi kepada pemulung yang masih membutuhkan rumah atau kesulitan secara ekonomi,” jelas Risma.
Kemensos dan Kementerian PUPR telah menyiapkan 2 Blok Rusun, 1 Blok di wilayah Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi dan 1 Blok lainnya di Rumah Perlindungan dam Trauma Center (RPTC) Bambu Apus Jakarta. Masing-masing blok terdiri dari 5 lantai dengan kapasitas 100 kepala keluarga.
Risma menambahkan bahwa pembangunan rusun ini tidak hanya di Jakarta dan Bekasi, Rusun akan dibangun di beberapa lokasi yang dekat dengan Balai Rehabilitasi Sosial milik Kemensos, misalnya di Medan, Makassar, Bandung dan kota – kota besar lainnya. “Jadi warga yang tidak punya tempat tinggal bisa akses rusun ini,” kata Risma.
Risma juga memberikan kesempatan bagi pemulung yang berusia muda untuk diakseskan kepada lapangan pekerjaan di beberapa perusahaan mitra Kemensos. Seperti sebelumnya, Kemensos telah menggantarkan 5 pemulung bekerja di Grand Kamala Lagoon Bekasi serta 15 pemulung dari Balai Karya Pangudi Luhur dan LKS Erbe untuk bekerja di PT. Waksita Karya (Persero).
Pemulung yang sudah berada di balai telah diberikan keterampilan seperti pengelolaan pupuk kompos, budidaya sayur hidroponik, budidaya ikan lele, budidaya tanaman porang dan keterampilan memasak untuk mengisi stand sentra kuliner yang dalam waktu dekat ini akan diresmikan.
Mensos juga memastikan apakah semua warga binaan LKS Kumala telah masuk ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Menurut ketua RT, masih ada sebagian warga yang datanya belum masuk DTKS.
Aliyas, salah satu pemulung menceritakan bahwa dirinya telah tinggal 10 tahun di Pelabuhan Kalibaru ini. Dirinya telah menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai pemulung.
Dirinya pun mengaku siap jika diajak Risma untuk pindah dan tinggal di Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi. “Saya mau mas, katanya akan ada Rusun juga ya. Demi kehidupan yang lebih baik saya mau, saya ingin bekerja selain sebagai pemulung untuk menambah pendapatan saya untuk keluarga,” ungkapnya.
Risma menyebutkan bahwa Kemensos berupaya menghidupkan dua ‘mesin’. “Kita bisa hidupkan 2 mesin, yaitu Bapak sebagai kepala keluarga kerja menjadi pemulung atau kerja di perusahaan mitra Kemensos. Kemudian Ibunya (istri) yang sudah kita latih bisa mengisi sentra kuliner yang sudah kita siapkan. Harapannya, dengan 2 sumber ini, mereka bisa keluar dari kemiskinan,” pungkas Risma.
Dalam kunjungan ini, hadir juga Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat beserta jajarannya dan tim dari LKS Kumala. (RUL)