Kementerian PUPR Dorong Pengembangan Bendungan Sukamahi Menjadi Taman Ekowisata Kawasan Puncak Bogor
BOGOR. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong pengembangan Ecotourism Park atau Taman Ekowisata kawasan Puncak Bogor pada pembangunan Bendungan Sukamahi. Konsep Taman Ekowisata dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam di sekitar Bendungan Sukamahi dengan mengedepankan perlindungan ekosistem pada kawasan konservasi.
“Bendungan Sukamahi nantinya tidak hanya sebagai pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta, tetapi juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem,” kata Menteri Basuki saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meninjau pembangunan Bendungan Sukamahi di Desa Megamendung, Kabupaten Bogor, Rabu (5/5/2021).
Turut hadir dalam kunjungan kerja Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ekowisata Bendungan Sukamahi dapat memanfaatkan kawasan terpadu pada bendungan itu sendiri, misalnya konservasi alam pada area sabuk hijau atau greenbelt dikembangkan menjadi forest conservation park atau hutan konservasi yang mempunyai fungsi utama untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat, seperti pohon Suren dan Damar. Kemudian memanfaatkan badan air bendungan menjadi natural river valley basin, area genangan atau pasang surut bagian hulu sungai sebagai wisata river valley dan bagian hilir menjadi natural creek.
Bendungan Sukamahi sendiri memiliki fungsi utama sebagai pengendali banjir dengan menerapkan konsep bendungan kering/dry dam, sehingga pada saat awal musim hujan, elevasi muka air waduk diatur berada pada elevasi yang rendah/kosong dan saat terjadi hujan debit air dapat diteruskan langsung ke hilir. Bendungan Sukamahi memiliki volume tampung sebesar 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektar.
Bendungan ini dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp 447,39 miliar, ditandatangani oleh kontraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO, pada 20 Desember 2016. Saat ini pengerjaan progres fisik bendungan sudah mencapai 74,12% dan ditargetkan rampung pada Juli 2021.
Menko Luhut mengatakan, baik Bendungan Ciawi maupun Bendungan Sukamahi dibangun sebagai bagian dari rencana induk pengendalian banjir (flood control) Ibu Kota Jakarta. “Tadi sudah kita lihat dua bendungan tersebut dan akan terus kita dorong agar selesai di bulan Juli tahun 2021”, kata Menko Luhut usai meninjau pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi.
Lebih lanjut, Menko Luhut mengatakan, penanganan banjir di ibu kota diperlukan kerjasama yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. “Saya melihat kerjasama sudah baik dalam menangani banjir Jakarta mulai dari hulu hingga hilir,” ujar Menko Luhut. (RUL)