JAKARTA – Semakin banyaknya start-up teknologi diharapkan bisa mendorong agregasi usaha mikro ke skala ekonomi yang lebih tinggi. Karena melalui agregator teknologi, usaha mikro kecil menengah (UMKM) dimudahkan dalam mengakses segala fasilitas mulai dari akses pembiayaan, pendampingan, hingga pemasaran.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki melalui keterangan resmi yang dikutip Senin (11/3/2024) megatakan didalam struktur ekonomi Indonesia yang didominasi usaha mikro, penting ada agregator guna mengonsolidasi wirausaha agar mereka berkembang.
“Selain mendorong UMKM naik kelas melalui bantuan agregator, penting juga melahirkan entrepreneur baru dari kalangan anak muda yang menguasai teknologi,” kata Menteri Teten.
Lanjutnya, saat ini pertumbuhan ekonomi mikro terus bertambah, meskipun UMKM di Indonesia menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Namun, hampir sebagian besar belum terhubung dengan industri.
Untuk itu, Kemenkop UKM berupaya untuk menghubungkan usaha mikro ke dalam rantai pasok industri. Menteri Teten mengatakan di Indonesia, banyak UMKM yang bersifat mandiri. Mereka produksi sendiri, beli bahan baku sendiri, memasarkan sendiri.
Hal itu yang membuat UMKM kita sulit mengakses bahan baku, pembiayaan, maupun produksi yang lebih luas. Sehingga tidak terjadi transfer pengetahuan yang membuat UMKM tidak produktif. Oleh karena itu, UMKM harus menjadi bagian dari industrialisasi.
Sejak 1998 Indonesia terus mengalami deindustrialisasi, dimana industri besar berkontribusi dalam PDB hanya sebesar 18 persen. Pemerintah terus berupaya menyiapkan industrialisasi bahan baku, misalnya melalui hilirisasi agar memperbesar kontribusi ekonomi industri yang lebih besar.
“Karena kalau industri tidak tumbuh, maka lapangan kerja sulit tersedia. Akibatnya, mereka hanya bisa membuka usaha mikro. Jika makin banyak usaha mikro yang tumbuh, persaingan di level itu pun makin tinggi,” kata Menteri Teten.
Untuk itu, ia mengaku sangat mengapresiasi ketika semakin banyak anak-anak muda menciptakan ekonomi baru yang terus didukung dengan riset melalui kerja sama pemerintah daerah hingga universitas.
“Harapannya, riset akan melahirkan ekonomi dan entrepreneur baru,” kata Menteri Teten. (ZAN)