JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan memulai pembangunan rumah susun (Rusun) Keuskupan Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pembangunan rusun ini merupakan salah satu program pembangunan infrastruktur di bidang perumahan yang dilakukan oleh Kementerian PUPR demi mempercepat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas SDM.
“Dengan pembangunan rumah susun dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar, meningkatkan semangat belajar dan semangat bekerja, serta membentuk mental hidup bersama untuk menciptakan lingkungan yang berbudaya, beradab, dan menjunjung tinggi nilai moral sehingga memberikan kontribusi positif bagi pencapaian misi Presiden untuk membangun SDM unggul menuju Indonesia maju”, kata Menteri Basuki dalam sambutannya di acara peresmian rusun di Kabupaten Sintang beberapa waktu lalu.
Selain mendukung proses belajar mengajar, rusun juga memberikan edukasi bagi generasi muda mengenai tempat tinggal. Setelah menyelesaikan pendidikan, para pelajar kelak akan tinggal di area perkotaan dimana harga rumah sudah mahal dan memerlukan biaya hidup yang mahal juga. Pengalaman tinggal di rusun akan mempermudah para pelajar menyesuaikan diri sebelum memiliki tempat tinggal sendiri di kemudian hari.
“Pembangunan rusun yang dilaksanakan Kementerian PUPR dilaksanakan secara merata untuk semua kalangan. Tak hanya untuk para santri di pondok pesantren saja tapi juga untuk keuskupan sehingga hasil pembangunan pemerintah bisa dirasakan oleh semua pihak,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid.
Menurut Khalawi, pembangunan Rusun Keuskupan Larantuka ini merupakan salah satu wujud dukungan Kementerian PUPR untuk para Romo dalam perannya untuk membentuk generasi baru bangsa. Adapun penerima manfaat yakni para Imam Projo Yang Berkarya di Keuskupan Larantuka. “Kita semua berupaya agar generasi muda Indonesia di masa depan bisa memahami akan arti penting tempat tinggal yang layak huni untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” terangnya.
Rusun Keuskupan Larantuka ini nantinya akan dibangun secara Single Years Contract (SYC) Tahun 2021 yakni satu tower setinggi tiga lantai yang terdiri dari 44 unit hunian tipe 36 dengan total anggaran senilai Rp 20,72 miliar. Balai P2P NT II pada tanggal 15 Maret 2021 yang lalu telah menandatandangani kontrak dengan PT Bumi Permata Kendari sebagai Kontraktor Pelaksana pembangunan rusun senilai Rp. 18,5 miliar dan PT Buana Rekayasa Adhigana sebagai Management Konstruksi senilai Rp. 1.052 miliar. Selain itu juga dilaksanakan penandatanganan kontrak meubelair Rusun UNIO bersama CV. Melati pada 21 April 2021 senilai Rp. 1.179 miliar.
UNIO adalah paguyuban untuk para Imam Projo Yang Berkarya di Keuskupan Larantuka. Paguyuban tersebut dimaksudkan untuk menjalin persaudaraan dan bertumbuh-kembang bersama melalui aneka program penguatan kapasitas untuk mencapai “kematangan” dalam 7 aspek yakni insani/kepribadian, rohani/spiritual, moral, intelektual, pastoral, kepemimpinan, dan administrasi.
Sejak lama UNIO Imam Projo Keuskupan Larantuka mengharapkan dan merencanakan pembangunan Rumah Bersama untuk tujuan akomodasi transit bagi para romo dari Paroki/Pulau, rumah istirahat bagi romo sepuh/jompo, serta rumah pertemuan dan pembelajaran bersama. Selain itu, rumah UNIO juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya seperti pertemuan, diklat, tamu, Semana Santa, dan aneka kegiatan lainnya. Untuk maksud itu, telah disepakati iuran rutin dan iuran pembangunan yang diwajibkan kepada para anggota, meskipun jumlah iuran yang terkumpul masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan untuk pembangunan.
Panitia kecil kemudian mengambil langkah untuk mengajukan proposal permohonan pembangunan rumah susun kepada Kementerian PUPR pada akhir 2019. Permohonan itu kemudian direspon oleh Kementerian PUPR melalui Nota Dinas Verifikasi pada Oktober 2020 oleh tim dari BP2PNTII – Kupang. Selanjutnya, permohonan dan dokumen verifikasi dinyatakan memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut.
“Dimulainya pelaksanaan pembangunan Rusun Keuskupan Larantuka ditandai dengan groundbreaking oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara II bersama Pemerintah Daerah Flores Timur dan penerima manfaat yakni para Imam Projo Yang Berkarya di Keuskupan Larantuka,” kata Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Yublina Dila Bunga.
Pelaksanaan Ground Breaking ditandai dengan penekanan sirine dan peletakan batu pertama oleh Kepala Balai P2P NT II Yublina Dila Bunga bersama Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gede Hadjon di lokasi pembangunan yang berada di Kelurahan Sarotari RT12/RW 06, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu.
Tampak hadir dalam kegiatan Ground Breaking ini Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gede Hadjon, Anggota DPRD Flores Timur, Uskup Larantuka MRG. Fransiskus Kopong Kung, Kapolres Flores Timur, Komandan Kodim 1624 Flores Timur, PPK Rumah Susun dan Rumah Khusus Thobias Ressie, serta penerima manfaat yakni para Imam Projo Yang Berkarya di Keuskupan Larantuka dan para suster.
Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gede Hadjon pada kesempatan itu menyampaikan rasa terima kasih kepada Kementerian PUPR, Balai P2P NT II, dan Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi NTT yang telah memfasilitasi pembangunan rumah susun keuskupan tersebut.
“Kami sangat berterimakasih atas bantuan rusun ini dan diharapkan generasi muda di Kabupaten Flores Timur bisa lebih bersemangat dalam meningkatkan kualitas pendidikannya,” kata Bupati Flores Timur. (RUL)