PPKM Level 4 diperpanjang hingga 2 Agustus. Usai pengumuman tersebut, Ahmad Syaikhu, Presiden PKS mencermati informasi yang berkembang di media sosial. Pro kontra masih terjadi. Tapi ada satu hal yang membetot perhatian publik. Yakni soal pembatasan waktu makan di warteg. Diberi waktu selama 20 menit! Berbagai meme hilir-mudik. Menyoal kebijakan pembatasan waktu makan tersebut
JAKARTA. Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Ahmad Syaikhu menyatakan bahwa Pemerintah hendaknya mencari solusi yang tepat atas penanganan Covid-19 dengan melibatkan banyak pakar dan ahli. “PPKM Level 4 diperpanjang hingga 2 Agustus. Usai pengumuman tersebut, saya mencermati informasi yang berkembang di media sosial. Pro kontra masih terjadi.
Tapi ada satu hal yang membetot perhatian publik. Yakni soal pembatasan waktu makan di warteg. Diberi waktu Selama 20 menit! Berbagai meme hilir-mudik. Menyoal kebijakan pembatasan waktu makan tersebut,” ujar Mantan Wakil Walikota Bekasi tersebut di akun Instagramnya @syaikhu_ahmad.
Selain itu, dirinya juga meminta Pemerintah benar-benar serius dalam menangani pandemi Covid-19 dengan penangan yang baik, fokus kepada pengendalian dan pencegahan.
“Saya hanya ingin mengingatkan, jangan sampai kita salah urut. Kaki yang keselo tapi tangan yang diurut. Tidak akan pernah sembuh kaki kita yang keseleo. Justru bertambah sakit karena dibiarkan tak diurut,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Pandemi Covid-19 ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun. “Seharusnya, cara kita menangani wabah ini bisa lebih baik dan optimal. Banyak persoalan yang jika ditangani dengan tepat dan tegas, maka situasi pandemi ini bisa lebih terkendali,” katanya.
Presiden PKS ini juga meminta Pemerintah harus fokus pada hal-hal yang substantif. Salah satunya soal larangan TKA dan WNA masuk ke Indonesia, juga persoalan yang tak kalah pentingnya adalah pencairan insentif Tenaga Kesehatan yang harus diberikan secara full dan terjadwal dengan baik, pengadaan vaksin yang
tepat, ketersediaan obat-obatan dan tabung oksigen, nasib rakyat yang terdampak ekonomi, serta yang lainnya. “Please…jangan salah urut,” katanya lirih. (RUL)