GAZA – Organisasi Program Pangan Dunia (WFP) PBB memperingatkan bahwa bulan suci Ramadhan dimulai di Timur Tengah ketika kawasan tersebut menghadapi krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan latar belakang konflik, tantangan ekonomi dan perubahan iklim.
Direktur Regional Program Pangan Dunia untuk Timur Tengah, Afrika Utara dan Eropa Timur, Corinne Fleischer, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kita memasuki bulan Ramadhan ketika kawasan ini mengalami krisis pangan terburuk dalam sejarah modern di Jalur Gaza. ”
Pada saat yang sama, di negara-negara lain di kawasan ini, konflik berkepanjangan dan krisis ekonomi telah mengubah ritual utama puasa di bulan suci Ramadhan menjadi kenyataan sehari-hari yang berat bagi jutaan orang, menurut pernyataan yang sama.
Pejabat PBB tersebut mencatat bahwa lebih dari 40 juta orang di seluruh kawasan menderita kerawanan pangan yang parah.
Fleischer menjelaskan, “Enam bulan setelah krisis Gaza, seluruh penduduk Jalur Gaza yang terkepung kini sangat membutuhkan bantuan pangan. Lebih dari setengah juta orang menghadapi tingkat kelaparan yang sangat besar (IPC Fase 5) sementara risiko kelaparan sangat besar meningkat hari demi hari”.
Akibat perang dan pembatasan yang dilakukan Israel, penduduk Gaza, khususnya wilayah Gaza dan wilayah utara, berada di ambang kelaparan, mengingat kelangkaan parah pasokan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar, serta pengungsian sekitar dua juta warga Palestina dari Jalur Gaza, yang telah dikepung oleh Israel selama 17 tahun.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan agresi brutal terhadap Jalur Gaza, menyebabkan puluhan ribu warga sipil menjadi martir, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, ditambah dengan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kehancuran infrastruktur besar-besaran, yang berujung pada Tel Aviv diajukan ke Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida dan hukuman kolektif.
(Sumber : infopalestina)