Jakarta – Simpang siur akurasi dan keamanan mengenai vaksin Covid 19 banyak beredar di kalangan masyarakat, baik di medsos, media cetak, maupun elektronik, bahkan pada kehidupan kita sehari-sehari pada saat kumpul keluarga atau ngerumpi.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul, misalnya seperti ini, apakah vaksin covid 19 aman? Adakah vaksin untuk anak-anak? Kapan didistribusikan pada khalayak masyarakat umum? Lalu Apakah vaksin COVID-19 juga akan diberikan pada masyarakat yang berusia lebih dari 60 tahun? Dan pertanyaan yang sedang atau yang mempunyai penyakit turunan pun ikut mempertanyakan masalah vaksin covid 19 ini, mereka mempertanyakan apakah orang yang mempunyai riwayat penyakit bawaan boleh divaksin?
Nah, pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas tentunya perlu dijawab oleh para ahlinya, bukan di Medsos untuk mencari jawabannya. Dalam artikel ini kami mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dari berbagai sumber yang kami kumpulkan.
Saat ini, uji klinis vaksin COVID-19 dibatasi pada umur 18-59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan pada beberapa kandidat vaksin. Sementara untuk distribusi pelaksanaan vaksinasi bertahap COVID-19 pada masyarakat umum akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Badan POM, berdasarkan hasil uji klinik di luar negeri atau Indonesia.
Perlu dicermati oleh kita semua, bahwa vaksin bukanlah obat. Vaksin hanya mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit COVID-19 agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat. Artinya jadi vaksin ini bukanlah sebagai obat. Selama vaksin yang aman dan efektif belum ditemukan, upaya perlindungan yang bisa kita lakukan adalah disiplin 3M: Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak dan jauhi kerumunan, serta mencuci tangan pakai air mengalir dan sabun.
Lalu mengenai masalah umur, apakah vaksin COVID-19 juga akan diberikan pada masyarakat yang berusia lebih dari 60 tahun? Hukumnya wajib, karena dari beberapa kasus, yang sering terkena dan rentan adalah umur 18 – 59 tahun an. Untuk tahap awal vaksinasi diberikan pada orang dewasa sehat usia 18 – 59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19.
Bagaiman dengan kelompok umur di atas 60 tahun? Dikarenakan mayoritas kandidat vaksin di dunia saat ini baru diuji cobakan pada orang dewasa usia 18-59 tahun yang sehat, maka untuk kelompok umur di atas 60 tahun akan membutuhkan waktu uji klinis tambahan untuk bisa mengidentifikasi kesesuaian vaksin COVID-19 untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun dan dengan penyakit penyerta.
Vaksin COVID-19 jenis Sinovac telah tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020 untuk tahap awal pengiriman sebanyak 1,2 juta dosis Siapa yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin COVID-19? Vaksin tersebut akan diberikan kepada tenaga-tenaga kesehatan sebagai prioritas utama.
Namun pertanyaan kita sekarang mungkin apakah vaksin COVID-19 akan tersedia secara gratis? Pemerintah menyampaikan bahwa vaksinasi COVID-19 Gratis dan tanpa persyaratan apapun, termasuk tanpa persyaratan keanggotaan dan keaktifan di BPJS Kesehatan.
Vaksin apa saja sih yang sudah siap untuk di distribusikan?
- Vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca. Jenis vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca adalah vaksin vektor adenoviral rekombinan. Dikutip dari Very Well Health, vaksin rekombinan menggunakan sebagian kecil materi genetik dari patogen, seperti SARS-CoV-2, untuk memicu respons imun. Bagian tertentu dari virus dapat menjadi sasaran dan vaksin ini umumnya aman digunakan pada populasi orang yang besar bahkan mereka yang memiliki masalah kesehatan kronis atau orang dengan gangguan kekebalan. Satu kelemahan dari vaksin vektor adenoviral rekombinan adalah bahwa suntikan penguat mungkin diperlukan dari waktu ke waktu.
- Vaksin COVID-19 China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm). Jenis vaksin COVID-19 Sinopharm memanfaatkan virus Corona yang sudah dimatikan atau sering disebut dengan inactivated vaccine. Vaksin ini diklaim menjadi yang pertama di dunia yang menunjukkan imunogenisitas dan keamanan yang sangat bagus.
Dikutip dari New York Times, jenis vaksin COVID-19 Sinopharm bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan untuk membuat antibodi melawan virus corona SARS-CoV-2. Antibodi menempel pada protein virus, seperti yang disebut lonjakan protein yang menempel di permukaannya. Setelah divaksin dengan vaksin COVID-19 Sinopharm, sistem kekebalan tubuh dapat merespons infeksi virus Corona hidup. Salah satu jenis sel kekebalan yaitu sel B menghasilkan antibodi yang menempel pada penyerang. Antibodi yang menargetkan spike protein dapat mencegah virus memasuki sel. - Vaksin COVID-19 Moderna. Jenis vaksin COVID-19 Moderna menggunakan messenger RNA (mRNA). Virus Corona memiliki struktur seperti spike di permukaannya yang disebut protein S. Vaksin mRNA COVID-19 memberi petunjuk kepada sel tentang cara membuat bagian protein S yang tidak berbahaya. Setelah vaksinasi, sel mulai membuat potongan protein dan menampilkannya pada permukaan sel. Sistem kekebalan akan mengenali bahwa protein tidak termasuk di sana dan mulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi.Jenis vaksin COVID-19 ini untuk orang yang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin ini membutuhkan dua suntikan yang diberikan selang 28 hari. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memaparkan beberapa beberapa kriteria orang yang tidak dapat menerima vaksin Moderna. Berikut kriteria orang yang tidak disarankan mendapatkan vaksin COVID-19 Moderna, yang dikutip dari situs resmi CDC.Orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah (anafilaksis) atau reaksi alergi langsung meskipun tidak parah terhadap bahan apa pun dalam vaksin mRNA COVID-19. Orang yang pernah mengalami reaksi alergi yang parah (anafilaksis) atau reaksi alergi langsung bahkan tidak parah setelah mendapatkan dosis pertama vaksin.
Reaksi alergi langsung berarti reaksi dalam 4 jam setelah divaksinasi, termasuk gejala seperti gatal-gatal, bengkak, atau mengi (gangguan pernapasan).Reaksi alergi terhadap polietilen glikol (PEG) dan polisorbat. Polisorbat bukanlah salah satu bahan dalam vaksin mRNA COVID-19 tetapi terkait erat dengan PEG, yang ada di dalam vaksin. Orang yang alergi terhadap PEG atau polisorbat sebaiknya tidak mendapatkan vaksin mRNA COVID-19. - Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dinamakan BNT162b2 dan berbasis teknologi messenger RNA (mRNA). Vaksin ini menggunakan gen sintetis yang lebih mudah diciptakan, sehingga bisa diproduksi lebih cepat dibanding teknologi biasa.Virus yang tidak aktif ini tidak menyebabkan sakit tetapi mengajari sistem imun untuk memberikan respons perlawanan. Dengan mRNA, tubuh tidak disuntik virus mati maupun dilemahkan, melainkan disuntik kode genetik dari virus tersebut. Hasilnya, tubuh akan memproduksi protein yang merangsang respons imun.CDC mengatakan jenis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech direkomendasikan untuk orang yang berusia 16 tahun ke atas. Sama seperti vaksin COVID-19 Moderna, CDC juga memberikan sejumlah kriteria bagi orang-orang yang tidak disarankan menerima vaksin Pfizer yang sama seperti vaksin Moderna.
- Vaksin COVID-19 Sinovac. Jenis vaksin COVID-19 Sinovac bekerja untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh sehingga antibodi dapat melawan virus Corona. Vaksin ini dibuat dengan platform atau metode virus yang telah dimatikan (inactivated virus). Lewat cara tersebut maka tubuh bisa belajar mengenali virus penyebab COVID-19, SARS-COV-2, tanpa harus menghadapi risiko infeksi serius. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis atau perlu dua kali suntikan.
- Vaksin COVID-19 Novavax. Novavax adalah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Maryland, Amerika Serikat yang mengambil pendekatan tradisional untuk mengembangkan vaksin melawan COVID-19. Vaksin Novavax menggunakan spike protein yang dibuat khusus yang meniru protein spike alami dalam virus Corona.Dikutip dari Very Well Health, vaksin ini bekerja dengan memasukkan protein yang memicu respons antibodi, yang menghalangi kemampuan virus Corona di masa depan untuk mengikat sel dan mencegah infeksi. Protein tersebut dikombinasikan dengan adjuvan Matrix-M Novavax, yang penting dalam meningkatkan respons imun yang ditimbulkan oleh antigen protein.Seperti kandidat vaksin COVID-19 lainnya, vaksin Novavax telah diuji pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas. Perusahaan tersebut belum memberikan update tentang uji coba pada anak-anak dan remaja. Informasi mengenai kekhawatiran untuk kelompok tertentu belum diberikan, tetapi informasi ini diharapkan akan terungkap melalui uji klinis tahap akhir.
- Vaksin COVID-19 yang diproduksi PT Bio Farma. Jenis vaksin COVID-19 yang diproduksi PT. Bio Farma menjadi salah satu jenis vaksin virus Corona yang akan digunakan di Indonesia. Dalam perkembangannya, PT. Bio Farma telah menerima sertifikat yang menyatakan fasilitas produksinya layak untuk memproduksi vaksin COVID-19. Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau Good Manufacturing Practice (GMP) ini resmi diberikan oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM) kepada pihak Bio Farma.”Kita mendapatkan sertifikasi CPOB dari Badan POM dengan demikian Bio Farma menjadi sangat layak untuk memproduksi vaksin COVID-19 yang sudah ditunggu kehadirannya oleh masyarakat Indonesia,” jelas Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020).Selain produksi, Bio Farma juga telah menyiapkan sistem distribusi yang terintegrasi digital guna memastikan jaminan kualitas dari vaksin yang akan diberikan pada rakyat Indonesia.
Proses vaksinasi Covid-19 dimulai di Indonesia Rabu (13/1/2021) ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi yang pertama yang disuntik vaksin buatan Sinovac tersebut.
Proses vaksinasi dimulai setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Covid-19. Saya akan menjadi orang pertama di vaksin,” ujar Jokowi berulang kali yang dikutip, Selasa (12/1/2021) kemarin.
Namun, untuk mendapatkan vaksinasi ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Seperti berusia dibawah 65 tahun dan tidak memiliki riwayat penyakit tertentu. Selain itu, kondisi tubuh juga harus dijaga atau tidak sedang sakit. Bila tidak, Anda tentu tak bisa melakukan vaksinasi.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomor HK.02.02/4/4/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, berikut syarat lengkapnya:
Daftar Pasien Komorbid yang Layak Menerima Vaksin Covid-19
- Reaksi anafilaksis (bukan akibat vaksinasi Covid)
2. Alergi obat
3. Alergi makanan
4. Asma bronkial, dengan catatan: jika pasien dalam keadaan asma akut disarankan untuk menunda vaksinasi sampai asma pasien terkontrol baik.
5. Rhinitis alergi
6. Urtikaria
7. Dermatitis atopi
8. HIV, dengan catatan: Vaksinasi yang mengandung kuman yang mati/komponen tertentu dari kuman dapat diberikan walaupun CD4<200. Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa kekebalan yang timbul dapat tidak maksimal, sehingga dianjurkan untuk diulang saat CD4>200.
9. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
10. Tuberkulosis
11. Kanker paru
12. Interstitial lung disease
13. Penyakit hati
14. Diabetes mellitus
15. Obesitas
16. Nodul tiroid
17. Pendonor darah
18. Penyakit gangguan psikosomatis
Daftarnya Pasien Komorbid yang Belum Layak Menerima Vaksin Covid-19
- Penyakit Autoimun Sistemik (SLE, Sjogren,vaskulitis, dan autoimun lainnya)
2. Sindroma Hiper IgE
3. PGK Non Dialisis
4. PGK dialisis (hemodialisis dan dialysis peritoneal)
5. Transplantasi Ginjal
6. Sindroma nefrotik dengan imunosupresan/ kortikosteroid
7. Hipertensi
8. Gagal jantung
9. Penyakit jantung koroner
10. Reumatik autoimun (autoimun sistemik)
11. Penyakit-penyakit gastrointestinal
12. Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun
13. Penyakit dengan kanker, kelainan hematologi seperti gangguan koagulasi, pasien imunokompromais, pasien dalam terapi aktif kanker, pemakai obat imunosupresan, dan penerima produk darah.
14. Pasien hematologionkologi yang mendapatkan terapi aktif jangka panjang, seperti leukemia granulositik kronis, leukemia limfositik kronis, myeloma multipel, anemia hemolitik autoimun, ITP, dll.
Daftar Pasien Komorbid yang Tidak Layak Menerima Vaksin Covid-19
Pasien dengan infeksi akut. Pasien dengan kondisi penyakit infeksi akut yang ditandai dengan demam menjadi kontraindikasi vaksinasi.
Perlu diingat, menurut para ahli memiliki reaksi menunjukkan jika tubuh manusia merespon seperti seharusnya dan tidak menghalangi seseorang untuk menjalankan vaksin. Itu artinya respon kekebalan bekerja untuk Anda. Anda harusnya merasa nyaman karena itu. Seharusnya juga tidak ada kesulitan kembali untuk suntikan kedua, mengetahui bahwa Anda dalam posisi lebih baik untuk melawan virus mengerikan ini, “kata ahli vaksin dari Rumah Sakit Anak Philadephia, Paul Offit.
Sebelumnya pakar penyakit menular, Anthony Fauci juga menyatakan hal yang sama pada CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Dia menuturkan jika respon itu adalah jawaban pada injeksi yang baik.
Vaksin Covid-19 menjadi sorotan dan ditunggu banyak orang. Meski begitu, ada banyak mitos beredar terkait dengan vaksin yang beredar di dunia maya. Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Vaksinolog, dr. Dirga Sakti Rambe menyebut setidaknya ada dua mitos terkait dengan vaksin, yang pertama adalah soal vaksin itu tidak aman.
“Itu keliru. Vaksin dapat digunakan luas, sudah melalui penelitian panjang dan evaluasi BPOM. Keamanan vaksin terus dipantau saat setelah digunakan,” katanya di Jakarta, Senin (23/11/2020).
Mitos kedua adalah ada yang menyebut bahwa vaksin itu tidak ada gunanya. Termasuk juga bawah vaksin tidak efektif. “Itu keliru. vaksin melatih sistem imunitas, agar mampu membentuk antibodi. Vaksin punya keunggulan tak dimiliki upaya pencegahan yang lain. Vaksin spesifik, sehingga dapat bekerja secara langsung. Dengan vaksin ada perlindungan spesifik,” tegasnya.
Faktanya, lanjut dr Dirga, vaksin adalah hal yang menarik. Vaksin merupakan produk biologis yang rentan dengan perubahan suhu. “Suhu tertentu 2-8 derajat. Itu mesti dijaga dari pabrik sampai vaksin datang ke Puskesmas. Indonesia sudah siap. Sampai sekarang kita siap, sejak 1970-an, agar vaksin bisa didistribusikan sampai pelosok,” pungkasnya.
Pemerintah akan merencanakan vaksinasi Covid-19 mulai 2021 mendatang. Namun, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta masyarakat menjalankan protokol kesehatan secara ketat, sambil menunggu vaksin Covid-19 tersedia. Ini akan menghindarkan masyarakat terinfeksi virus corona Covid-19.
“Vaksin yang terbaik sekarang adalah vaksin patuh kepada protokol kesehatan. #pakaimasker, #jagajarak dari kerumunan dan #cucitangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan disinfektan,”pungkas Doni Monardo.
Yuuk kita vaksin!!!, karena sudah jelas dari pemaparan di atas, untuk apa ada keraguan? #Menuju Dunia Bebas Corona. (*Berbagai sumber – wins).