Bendungan Napun Gete, Kunci Pembangunan Di NTT
MAUMERE. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan konstruksi Bendungan Napun Gete yang berada di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menyusul 2 Bendungan lainnya, Raknamo dan Rotiklot yang telah tuntas dan diresmikan berturut-turut pada tahun 2018 dan 2019 oleh Presiden RI Joko Widodo.
Pengisian awal (impounding) bendungan Napun Gete telah dilaksanakan mulai Desember 2020 lalu, saat ini juga tengah dilaksanakan beberapa pekerjaan perapihan/finishing sebelum diresmikan beroperasi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meminta pembangunan Bendungan Napun Gete selesai lebih cepat dalam rangka mendukung ketahanan air dan pangan nasional. “Ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. Untuk itu perlu dibangun banyak bendungan dan embung untuk mengatasi krisis air yang dibutuhkan untuk air minum, pertanian, peternakan dan lainnya,” kata Menteri Basuki.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja yang juga selaku Juru Bicara Kementerian PUPR mengatakan, bahwa sesuai dengan pernyataan Bapak Presiden Jokowi pada saat peresmian Bendungan Tukul pada Minggu (14/2/2021) kemarin, dalam waktu dekat akan juga diresmikan beberapa bendungan lainnya yakni Bendungan Napun Gete, NTT, Tapin di Kalsel dan Sindang Heula di Banten.
“Untuk itu, hari ini kami mengunjungi Bendungan Napun Gete untuk memastikan bahwa persiapan telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, terutama jalan akses dari jalan nasional ke bendungan sepanjang 11 km, yang kini tengah dilakukan pengaspalan,” kata Endra di Maumere, NTT, Selasa (16/2/2021).
Selain jalan akses, Endra juga menekankan pentingnya penataan lansekap pada kawasan bendungan dimana potensi Bendungan Napun Gete selain fungsi utamanya untuk air baku dan irigasi, juga untuk alternatif tujuan wisata baru di Maumere.
“Kami minta area bendungan ditanami pohon-pohon rindang khas NTT, seperti flamboyan, kelor, alpukat, dan lainnya, selain tanaman hias/bunga. Terakhir kami juga sudah meminta kontraktor untuk melakukan pekerjaan perapihan/finishing, mulai dari gerbang utama, area kantor, gardu pandang, helipad, hingga area spillway,” tutur Endra.
Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang – Ditjen Sumber Daya Air Agus Sosiawan mengatakan, saat ini progres pengisian air Bendungan Napun Gete sudah 40 % dari total tampungan 11,2 juta m3. Bendungan Napun Gete direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektar. Diharapkan dengan selesainya bendungan ini nanti dapat mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 khususnya di bidang pertanian.
Bendungan Napun Gete memiliki luas genangan 99,78 hektar (Ha). Menurut Menteri Basuki, keistimewaan Bendungan Napun Gete adalah base flow-nya lebih bagus dari Rotiklot di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3 dan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta m3.
Selain untuk irigasi, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 m3/detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt. Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi serta pariwisata sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pembangunan Napun Gete menggunakan biaya APBN sebesar Rp 880 miliar yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) dengan masa pelaksanaan sejak Januari 2017. Selama masa Pandemi COVID-19, pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut Direktur Utama (Dirut) PT Nindya Karya Haedar A Karim, Direktur Produksi & HSE PT. Nindya Karya Firmansyah, Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Airlangga Mardjono, Kepala Biro Komunikasi Publik Krisno Yuwono, dan Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang – Ditjen Sumber Daya Air Agus Sosiawan. (RUL)