Buntut Tewasnya 2 Anak Digalian Pasir Milik ST, Dua Wartawan Pemalang Dipersekusi, FWJ: Polisi Harus Usut Pelaku
PEMALANG. Lagi-lagi tindakan tak bermoral dari oknum pemilik Galian Pasir di wilayah Desa Surajaya, Kecamatan Pemalang Jawa Tengah dipertontonkan publik dengan mengesekusi Dua Wartawan Pemalang dilokasi kunjungan tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dari Semarang Jawa Tengah.
Kedua wartawan yang mendapatkan persekusi berinisial RK dan JL dari media online di Kabupaten Pemalang, hal itu dikatakan Ketum Forum Wartawan Jakarta – Indonesia (FWJ) Mustofa Hadi Karya atau yang biasa disapa Opan ini.
“Keduanya mengalami persekusi oleh orang suruhan pemilik Galian Pasir di Desa Surajaya, Kecamatan Pemalang, Jawa Tengah pada Jumat (26/3/2021) lalu sekira pukul 10.55 WIB. “Kata Opan.
Dalam pengakuannya kepada FWJ, RK dan JL telah mendapatkan kekerasan fisik serta penghadangan liputan oleh tiga orang penambang yang diketahui orang suruhan bos Galian Pasir. “Kami mendesak Kepolisian Jawa Tengah dalam hal ini Polda Jateng untuk segera menindaktegas oknum yang melakukan Kekerasan dan penghalangan liputan terhadap kedua wartawan Pemalang. Jelas itu sudah kriminalisasi dan diskriminasi terhadap tugas pers. “Tegas Opan ketika melakukan siaran pers nya di Jakarta, Minggu (28/3/2021) sore.
Opan juga menyebut, Polisi harus menangkap aktor intelektualnya yang berinisial ST, karena ketiga pelaku yang tidak lain bernama Nur, Ripto dan Gundul dugaab kuatnya merupakan anak buah ST dari pemilik galian Pasir yang dimaksud dan telah melakukan tindakan semena-mena terhadap tugas jurnalis dilapangan.
Peristiwa itu diceritakan pengadu yang berawal ketika RK Wartawan Media Online Pemalang sedang meliput keberadaan Jembatan yang sedang dikunjungi tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dari Semarang Jawa Tengah.
Kunjungan tim BBWS disambut langsung oleh Wasno Kepala Desa Surajaya, di Jembatan Dusun Karanggandul wilayah Kelurahan Paduraksa, Pemalang. Menurut keterangan Wartawan RK pada saat dilokasi peliputan, Tiba-tiba melihat Reporter Memo Jateng Sdr, JL diboncengkan motor dari area galian, dan diturunkan di Jembatan posisi RK liputan, kemudian disusul oleh mobil warna hitam yang berhenti tepat disamping RK.
“Di dalam mobil itu ternya ST pemilik galian, yang kemudian buka kaca mobil dan mengajak bicara dengan saya (RK.red), ST menyuruh saya gandeng Reporter Memo keluar, “jelas RK kepada Media.
Diceritakan oleh RK, pemilik galian itu menyuruh paksa “Mas tolong bawa Wartawannya Jek keluar dari area, suruh dia duduk disebrang sana, kemudian mobil itu jalan lagi dan berhenti disamping kiri Jembatan.
“Nah!., Pada saat RK sedang gandeng JL sambil bicara, “tiba-tiba JL dimarah-marahi di depan RK, langsung dipersekusi dengan dicaci maki hingga alat kamera diambil, baju ditarik dan didorong oleh sekolompok orang galian. “Ucapnya.
Ketika hendak menolong temanya, “RK pun bernasib sama dipersekusi sampai terlibat cekcok dengan tiga orang yang bernama Nur, Ripto dan Gundul yang diketahui orang suruhan Bos Galian. Bahkan ketika RK memohon agar JL dilepas biar pergi, dengan nada keras, “ST bos galian, gak bisa!., dia sudah melanggar aturan masuk wilayah area yang disegel, dan tidak ada surat liputan, tunjuk ST kepada RK.
“Saya dipersekusi dan dihajar habis, lalu didorong berkali-kali, hingga dada saya sesak. Mereka mendorong dada saya pakai Kepala. Saat itu saya dipaksa menjauh dan tidak bisa melindungi JL, “ungkap RK.
Dari pantauan Media, Peristiwa ini JL mengalami shok setelah dipersekusi dari dalam area galian. Peralatan Jurnalis pun turut disandra dan semua diambil dipaksa, kemudian dihapus rekaman Video lahan galian yang sudah digaris Polis-line oleh pihak berwajib.
Dari pengakuan RK, ST selaku pemilik galian pada saat tiba dilokasi kunjungan setelah turun dari mobil menyambut baik RK, dan ia langsung menghampirinya sambil mengucapkan salam. Namun entah kenapa orang-orang disekeliling ST malah melakukan hal berbeda, mereka mempersekusi RK ketika berusaha melindungi JL diatas Jembatan tersebut.
Dari informasi dilokasi peristiwa tersebut diketahui kalau korban (JL.red) sudah mengabadikan lokasi pengerukan pasir dengan menggunakan Kamera besar untuk mengambil video dan foto.
Rupanya, JL bermaksud hasil dari pengambilan momen dilokasi tambang itu berupa video dan foto-foto untuk tambahan liputan rangkaian kunjungan tim BBWS, “rupanya mereka gak terima, dan marah hingga naik pitam, sampai akhirnya JL dipersekusi diarea tambang.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, lokasi galian pasir yang disebut-sebut milik ST adalah lokasi yang merenggut dua (2) korban jiwa. Kedua anak yang tewas itu didapati tenggelam dikobangan pasir milik ST. Hilangnya dua anak laki – laki, Pada Minggu 21 Maret 2021, karena tidak kunjung pulang saat bermain.
Kedua bocah tersebut baru ditemukan dihari berikutnya, oleh warga bersama relawan dan aparatur desa Pada Senin (22/3/2021) petang pukul 16 :20 WIB, dan dalam kondisi sudah tidak bernyawa, diketahui korban ditemukan lantaran tenggelam dibekas galian C Dusun Siali-ali Desa Surajaya, galian yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya.
Kepala Desa Surajaya, Wasno, ketika dihubungi media melalui selulernya Senin (22/3) pukul 20.15 WIB, tidak menjawab perihal konfirmasi wartawan, begitu juga Sekdes Karsum yang hanya diam 1000 bahasa.
Menurut Siswanto warga Paduraksa, Peristiwa ini berawal pada sore hari, Minggu (21/3/2021) sekitar Pukul 15.00 WIB, kedua korban yang bernama Nana Helmi (8) Kelas 2, dan Dimas Bowo Diharjo (9) Kelas 3 yang sama-sama masih duduk dibangku Sekolah Dasar di SDN 01 Surajaya, berpamitan kepada orang tuanya untuk bermain. Namun hingga menjelang maghrib mereka tak kunjung pulang hingga akhirnya ditemukan tewas dikobangan pasir milik ST. (RUL)