Kementerian PUPR Bersihkan Sampah Waduk Jatigede untuk Tingkatkan Fungsi Tampungan Air
JAKARTA. Dalam menjaga keberlanjutan fungsi dan manfaat Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung secara rutin dan teratur melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan kawasan bendungan, salah satunya bersih-bersih sampah daerah eksisting. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pengelolaan fungsi bendungan yang ditujukan untuk merawat, termasuk mengecek kondisi bendungan beserta waduknya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus Pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing, namun juga pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Waduk Jatigede dibangun untuk menambah volume tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air nasional, khususnya di Provinsi Jawa Barat. “Keberadaan Waduk Jatigede bermanfaat bagi masyarakat khususnya di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa seperti Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Sumedang,” kata Menteri Basuki.
Aksi bersih-bersih sampah daerah eksisting Waduk Jatigede dimulai sejak 4 Februari 2021 lalu, di kawasan pesisir Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Kegiatan dilanjutkan pada 7 Februari bersama Pemerintah Daerah dan komunitas masyarakat berhasil membersihkan sampah dan limbah seluas 60 m3. Memasuki bulan Maret, BBWS Cimanuk Cisanggarung kembali mengadakan kegiatan bersih-bersih sampah bersama unsur TNI-Polri, Pemda, dan masyarakat sekaligus mengkampanyekan Gerakan Siapapun Membuang Sampah – Kami Pilih Aksi Nyata atau dikenal dengan Gerakan SMS-KAPAN.
Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Ismail Widadi mengatakan penanganan sampah kawasan perlu dipikirkan apabila Bendungan Jatigede didorong untuk tujuan pariwisata.
“Penanganan sampah di Waduk Jatigede tidak cukup melalui upaya teknis tetapi juga perlu mengubah budaya/mengedukasi masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan dan mendorong perilaku bersih dan sehat,” tegas Ismail Widadi.
Bendungan Jatigede merupakan bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah Bendungan Jatiluhur dengan kapasitas tampungan sebesar 979,5 juta m3. Bendungan ini sudah beroperasi penuh dan manfaatnya telah banyak dirasakan masyarakat, khususnya petani karena dapat meningkatkan intensitas tanam. Areal persawahan yang mendapatkan jaminan pasokan air sudah mencapai potensi optimal untuk mengairi 90.000 hektar lahan sawah yang berada di Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.
Selain untuk keperluan irigasi, Bendungan Jatigede juga untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter/detik, dan manfaat lainya seperti pengendali banjir di Indramayu dan Cirebon seluas 14.000 hektar, yakni dengan mengendalikan aliran Sungai Cimanuk, serta penghasil Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 110 megawatt (MW). (RUL)