JAKARTA. Inovasi yang lahir di Kalimantan menunjukkan eksistensinya pada tahap Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021 hari ke-12. Dari tanah Borneo, delapan inovator mempresentasikan inovasi terbaiknya pada bidang kependudukan, kesehatan, dan pertanian.
Inovasi pertama pada hari ini dipresentasikan oleh provinsi termuda di Indonesia, yakni Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Gubernur Kalimantan Utara Zainal A. Paliwang menjelaskan inovasi Sistem Pelayanan Administrasi Kependudukan di Wilayah Pedalaman dan Perbatasan (Sipelandukilat) SMART. Sipelandukilat sebelumnya pernah menjadi Top 45 tahun 2019.
Transformasi Sipelandukilat menjadi Sipelandukilat SMART menghadirkan beberapa metode pelayanan yang lebih spesifik dan menerapkan teknologi daring. Perubahan dalam inovasi ini adalah Penjelajah Sipelandukilat, Sipelandukilat Online, dan Pelayanan Sipelandukilat. “Tujuan _project_ inovasi adalah lebih memudahkan masyarakat perbatasan dan pedalaman serta masyarakat Kaltara dalam pengurusan dan memiliki dokumen kependudukan secara tepat, akurat, lengkap dan gratis,” jelas Zainal di hadapan Tim Panel Independen secara daring, Selasa (13/07).
Inovasi tersebut kemudian direplikasi Pemkab Banjar dengan nama Jempol Pelanduk, yang merupakan singkatan dari Jemput Bola Pelayanan Administrasi Kependudukan. Kini, inovasi tersebut masuk dalam Top 15 kelompok replikasi. Bupati Banjar Saidi mansyur menjelaskan, pihaknya mendatangi sekolah, desa, rumah sakit, serta lembaga pemasyarakatan dengan mobil yang disebut Mobil Pelanduk. Petugas yang menghampiri ke area-area tersebut, masyarakat bisa mendapat layanan kependudukan yang mudah, dekat, dan tanpa biaya.
Pemkab Banjar kemudian mempresentasikan inovasi keduanya, yakni Gerakan Bersama Realisasi Akses Sanitasi atau Gebraks. Terobosan program yang sudah terlaksana secara nyata adalah target penghapusan jamban terapung sebanyak 1.000 buah selama 5 tahun (2016 hingga 2020) dengan realisasi penghapusan sebanyak 1.019 buah jamban terapung di tahun 2020.
Presentasi dilanjutkan dengan inovasi Puskesmas Berjalan di Tapal Batas atau Pubertas, yang diinisiasi oleh Puskesmas Uren, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Pihak puskesmas berkoordinasi dengan kepala desa dan Demang Adat untuk menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan daerah terpencil di wilayah kerja UPT Puskesmas Uren. Dalam pelaksanan pelayanan kesehatan komprehensif tersebut berkembang target PKM Uren melaksanakan yang dimodifikasi sesuai kebutuhan masyarakat di daerah tersebut antara lain promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta KB, perbaikan gizi, imunisasi dasar dan lanjutan, pencegahan penyakit, surveilans, upaya kesehatan gigi dan mulut, UKS, pengobatan, kesiapsiagaan, serta kegawat-daruratan.
Pemkab Hulu Sungai Selatan melanjutkan presentasi berikutnya dengan inovasi Ka’bah Wilda, atau Kayapu Membawa Berkah untuk Wilayah Daha. Kayapu merupakan tanaman lokal yang hidup di rawa. Kandungan nitrogen pada tumbuhan kayapu sebesar 2,67 persen, fosfat dan kalium sebesar 0,3 persen dan 1,12 persen. Kandungan tersebut dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah dan juga untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Pemanfaatan tanaman kayapu sebagai mulsa alami diterapkan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu di Wilayah Daha dalam mengatasi kekeringan, kelembaban tanah dapat bertahan hingga 2 minggu. Selanjutnya penggunaan kayapu sebagai kompos dapat meningkatkan produksi padi.
Tidak kalah dari Pemkab Hulu Sungai Selatan, Pemkab Hulu Sungai Tengah unjuk kebolehan inovasinya yang diberi nama Aplikasi Pasien dan Aduan Masyarakat (APAM) Barabai. Bupati Hulu Sungai Tengah H. Aulia Oktafiandi menjelaskan, tujuan utama APAM adalah mengurai antrean pendaftaran poliklinik RSUD H. Damanhuri Barabai. Melalui aplikasi ini, masyarakat juga bisa mengetahui poliklinik apa saja yang buka, jadwal praktik dokter, riwayat perawatan pasien, fitur aduan, dan lain sebagainya.
Dua inovasi terakhir hari ini, dipresentasikan oleh Pemkab Tabalong. Pertama, adalah inovasi ciptaan Dinas Kesehatan Tabalong yang bernama Gerakan Masuk Hutan Berantas dan Atasi Penularan Malaria atau Gema Bersinar. Bupati Tabalong Anang Syakhfiani menjelaskan, titik berat Gema Bersinar ada pada upaya promotif dan preventif dalam menumbuhkan kemandirian masyarakat untuk peduli dan sadar akan malaria.
“Di daerah hutan perbatasan dibuat Portal Pembebasan Malaria (PPM) dan ditunjuk 2 orang Kader yang bertugas melakukan pemeriksaan darah malaria serta pembagian kelambu berinsektisida dan obat oles anti nyamuk,” jelas Anang. Wadah PPM berada di salah satu rumah warga yang berada dititik kumpul kelompok pekerja yang akan masuk untuk beraktivitas ataupun kembali ke daerah masing-masing. Sedangkan kelompok pekerja yang berada di daerah hutan Kalimantan Timur, dipilih seorang anggota menjadi kader surveilans migrasi yang bertugas memantau kondisi kesehatan serta mengawasi perbekalan kelambu berinsektisida dan obat oles anti nyamuk pada kelompoknya.
Inovasi terakhir, adalah Layanan Angkutan Masyarakat Tabalong Nyaman dan Gratis (Langsat Manis) yang dilahirkan oleh Dinas Perhubungan Pemkab Tabalong. Pemkab Tabalong menyediakan 37 unit kendaraan, yang terdiri dari 30 unit minibus kapasitas 12 penumpang, dan tujuh unit _middle_ bus berkapasitas 16 penumpang.
Kepala Dinas Perhubungan Kab. Tabalong, Tumbur P. Manalu mengatakan, program ini didukung aplikasi Langsat Manis yang bisa digunakan pada _smartphone_. Masyarakat bisa memesan angkutan sesuai rute, mengetahui unit yang menjemput, kepastian waktu tunggu, hingga informasi umum lainnya. “Dengan adanya program Langsat Manis diharapkan dapat mengimplementasikan transportasi yang aman, nyaman, selamat, gratis, dan terintegrasi yang dapat melayani masyarakat di wilayah Kabupaten Tabalong,” ungkap Tumbur. (RUL)