Saudaraku,
Suatu ketika Imam Syafi’i pernah ditanya oleh seseorang, “Mana yang lebih hebat bagi seseorang, antara dikokohkan (dimenangkan) atau diberi ujian.” Lalu Imam Syafi’i menjawab, “Ia tidak dikokohkan sebelum diberi ujian” (لَا يُمَكَّنَ حَتَّى يُبْتَلَى)
(Ibnu Al-Qayyim: 283)
Demikianlah sunnatullah terjadi pada orang-orang hebat di sisi Allah Azza wa Jalla. Mereka tidak diberikan kemenangan sebelum diuji hingga berdarah-darah. Karenanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنْبِيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلٰى حَسَبِ دِيْنِهِ فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلَبًا اِشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَةٌ اُبْتُلِيَ عَلٰى حَسَبِ دِيْنِهِ (رواه الترمذي وابن ماجه)
“Manusia yang paling dashyat cobaannya adalah para anbiya’ kemudian orang-orang serupa lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran agamanya. Jika agamanya kuat, maka cobaannya pun dashyat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Saudaraku,
Kita harus yakin, bahwa ujian ini pasti akan berhenti, tidak selamanya manusia diuji oleh Allah Azza wa Jalla. Dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai cobaan, baik kesusahan maupun kesenangan, sebagai sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan beriman maupun tak beriman. Allah Azza wa Jalla berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Anbiya: 35)
Para Salafunas shaleh berkata: “Dan ketika keabadian untuk selain Allah Azza wa Jalla itu sudah ditiadakan, maka setiap jiwa itu akan mati di dunia. Dan Kami berinteraksi dengannya dengan mengujinya menggunakan cobaan dan kenikmatan, serta kesengsaraan dan kesejahteraan supaya Kami bisa melihat apakah kalian akan bersabar saat menderita dan bersyukur saat mendapat nikmat? Dan hanya kepada Kami kalian akan dikembalikan untuk dihisab dan dibalas.”
Saudaraku,
Yakinlah badai pasti akan berlalu. Ujian itu Allah Azza wa Jalla berikan hanya sebatas kemampuan seorang hamba, sebagaimana dalam firman-Nya. “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
Kemudian (mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
(QS. Al-Baqarah: 286)
Saudaraku,
Semua musibah yang menimpa kita adalah ujian yang sudah digariskan oleh Allah Azza wa Jalla. Karena itu janganlah mudah berputus asa. Allah Azza wa Jalla berfirman: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS. Al-Hadid: 22-23)
Dan bagi mereka yang bersabar , lalu beriman bahwa itu semua adalah takdir Allah, maka Allah Azza wa Jalla akan beri dia hidayah,
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن یُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ یَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣱ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. At-Taghabun: 11)
Saudaraku,
Bagi setiap Mukmin selalu meyakini bahwa akhir dari ujian itu adalah kemudahan sebagaimana janji Allah Azza wa Jalla dalam Al-Qur’an: “Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 5-6)
Saudaraku,
Sabar itu tidak ada batasnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri, Radhiallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ
“Siapa yang sungguh-sungguh berusaha untuk bersabar, maka Allah akan mudahkan kesabaran baginya. Dan tidaklah seseorang dianugerahkan oleh Allah pemberian yang lebih baik dan lebih luas (keutamaannya) dari pada sifat sabar.”
(HR. Al-Bukhari No. 6105 dan Muslim No. 1053)
Bagi orang yang tidak bersabar, justru ada ancaman yang keras, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَنْ لَمْ يَرْضَ بِقَضَائِيْ وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلَائِيْ فَلْيَلْتَمِسْ رَبًّا سِوَايَ.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman, “Siapa yang tidak ridha dengan keputusan-Ku dan tidak sabar atas ujian-Ku, maka hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku.”
(HR. At-Thabarani)
Saudaraku,
Setiap cobaan ada masa kesudahannya yang waktu rentangnya diketahui oleh Allah Azza wa Jalla, maka orang yang mendapat ujian ini harus bersabar hingga masa ujian ini berakhir. Kalau dia tidak bersabar sebelum waktunya berlalu, maka kekalutan dan keluh kesahnya tidak akan bermanfaat. Maka yang wajib adalah bersabar…
Meskipun doa itu disyariatkan, namun doa tidak akan berguna tanpa adanya kesabaran. Orang yang berdoa tidak boleh tergesa-gesa, hendaknya dia bersabar menanti terkabulnya doa, pasrah kepada Rabb yang Maha bijaksana, bisa jadi musibah itu sebagai hukuman atas dosanya, sehingga terhapus dengan musibah dosanya…
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bersabar atas segala ujian dari Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.
_Wallahua’lam bishawab_