Saudaraku,
Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“إذا رأيت الله يعطي العبد من الدنيا على معاصيه ما يحب، فإنما هو استدراج.”
“Jika engkau melihat Allah memberikan nikmat duniawi kepada seorang hamba apa yang dia sukai dalam keadaan dia bermaksiat kepada-Nya, maka tiada lain itu adalah istidraj.”
(HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ 561)
Saudaraku,
Berhati-hatilah terhadap segala nikmat duniawi yang sudah didapatkan, harta benda berlimpah dan jabatan kekuasaan besar yang begitu disukainya, namun dalam keadaan bermaksiat kepada-Nya dan dzalim terhadap para hamba-Nya. Itulah _istidraj_, begitu terbuai dengan berbagai kenikmatan sesaat, namun setelah itu akan mendapatkan balasan azab begitu pedih dari Allah Azza wa Jalla…
Saudaraku,
Hidup itu akan selalu berubah dan penuh dengan suatu ketidakpastian, demikian pula antara suatu kepastian dalam hidup hanyalah sebuah ketidakpastian. Sesuatu yang pasti adalah ketidakpastian. Tidak ada sesuatu pun yang pasti selain ketidakpastian itu. Lebih menarik lagi bila kita mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya: sesuatu yang pasti akan hari esok adalah bahwa hari esok itu tidak pasti. Dengan ketidakpastian ini kita menjadi ingin mempersiapkan diri dengan yang terbaik menghadapinya. Allah Azza wa Jalla memberikan peringatan kepada kita agar jangan mengikuti langkah-langkah syaitan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. An-Nuur: 21)
Saudaraku,
Allah Azza wa Jalla berfirman,
إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم وإن أسأتم فلها
“Jika kalian berbuat kebaikan, maka kebaikan itu untuk kalian. Dan jika kalian berbuat buruk, itupun untuk kalian juga.”
(QS. Al Israa: 7)
Saudaraku,
Amal shaleh seorang hamba tidak sedikitpun menguntungkan Allah Azza wa Jalla. Maksiat seorang hamba pun tidak merugikan Allah Azza wa Jalla. Namun di sana ada manusia yang sengaja memaksiati Allah Azza wa Jalla dan mendzalimi para hamba-Nya. Ia menyangka telah merugikan Rabbnya dengan mengabaikan perintah-Nya bahkan justru menjalani larangan-Nya. Padahal kemaksiatan dan kedzaliman itu merugikan dirinya sendiri…
Sebaliknya,
Di sana ada orang yang bangga dengan ketaatannya. Ia merasa mempunyai kedudukan yang paling tinggi di sisi Allah Azza wa Jalla. Ia memandang telah berjasa kepada Allah Azza wa Jalla dengan syiar dan dakwah membela agama-Nya. Dengan ketaatan dan amalan shaleh ia pun menjadi angkuh karenanya. Padahal kalau bukan karena Allah Azza wa Jalla yang memberinya hidayah dan kekuatan tentu ia akan tersesat jalan…
Saudaraku,
Ketaatan yang menimbulkan keangkuhan itu jauh ebih buruk dari pada kemaksiatan yang menimbulkan taubat dan ketundukan…
Saudaraku,
Hidup ini memang penuh misteri dan tidak ada yang pasti. Kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi pada esok hari dengan pasti. Bahkan bisa jadi dalam hitungan detikpun segalanya bisa berubah 180 derajat. Banyak peramal yang berusaha memberikan kepastian tentang hidup ini, tapi nyata mereka sendiri tidak bisa memberikan kepastian hidupnya sendiri. Karena itu hindarilah hidup dalam kesombongan pada saat kita memiliki kelebihan dan berlebihan. Tidak berkeluh-kesah di saat hidup ada yang kurang pada diri kita dan dalam kekurangan. Kepintaran dan kebodohan bukanlah jaminan kita akan sukses dan gagal dalam kehidupan. Kekayaan hanyalah rejeki sementara dan akan ada waktunya habis untuk menjadikan kita miskin. Kemiskinan bukanlah takdir dan dapat diubah, sehingga kita menjadi kaya…
Saudaraku,
Banyak sudah yang terjadi dalam kehidupan ini, di mana orang mulia dalam sekejap menjadi hina dan orang hina drastis berubah jadi orang mulia. Semua bisa terjadi tanpa dapat kita duga. Banyak juga yang terjadi di sekitar kita, ketika orang yang terlihat sehat dan tidak ada masalah dalam penyakit tahu-tahu mati karena hanya sakit perut. Sebaliknya ada yang sakit-sakitan sampai hampir mati, saat bertemu lagi sudah sehat dan terlihat segar-bugar. Banyak peristiwa dalam hidup ini seringkali tidak masuk logika dan tidak pasti. Tapi nyata terjadi di depan kita. Seringkali tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita, tapi tetap terjadi dan harus kita terima juga…
Saudaraku,
Hidup memang selalu memberi ketidakpastian kepada kita. Namun kita harus berani hidup dalam hukum kepastian tentang kebajikan dan kejahatan. Bahwa kebaikan akan senantiasa berbalas kebaikan dan kejahatan akan senantiasa berbalas kejahatan ketika waktunya tiba. Hindarilah kesombongan dan berkeluh-kesah dalam keadaan bagaimanapun kita saat ini, serta selalu bersyukur adalah langkah yang bijak menyikapi hidup ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan peringatan kepada kita,
وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – كُلْ, وَاشْرَبْ, وَالْبَسْ, وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ, وَلَا مَخِيلَةٍ – أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ, وَأَحْمَدُ, وَعَلَّقَهُ اَلْبُخَارِيُّ.
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Makan dan minumlah, berpakaianlah, juga bersedekahlah tanpa boros dan bersikap sombong.”
(HR. Abu Daud, Ahmad, dan dikeluarkan oleh Al-Bukhari secara mu’allaq. HR. Abu Daud Ath-Thayalisi, 4:19-20; An-Nasai, 5:79; Ibnu Majah, no. 3605; Ahmad, 11:294,312. Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Saudaraku,
Walaupun hidup ini tidak pasti tapi ada satu yang pasti. Kematian! Setiap yang hidup dipastikan akan mati pada waktunya. Untuk itu pastikanlah sebelum mati, bahwa kita bisa mati dalam keadaan husnul khatimah dan penuh kemenangan. Sukses terbesar dalam kehidupan manusia adalah ketika sudah bisa menunaikan tugasnya sesuai yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla sebelum menemui ajalnya…
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berbuat kebaikan hingga pada akhirnya mampu meraih husnul khatimah dalam ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.
_Wallahua’lam bishawab_