MAKASSAR. Wahdah Islamiyah sukses menggelar Muktamar IV dengan tema ‘Mewujudkan Indonesia Jaya dengan Pendidikan Paripurna dalam Wasathiyah Islam’ yang digelar melalui virtual zoom meeting pada 19 – 22 Desember 2021.
“Alhamdulillah kegiatan Muktamar bisa berjalan dengan lancar walaupun melalui virtual yang dihadiri kurang lebih 130 ribu orang dan 1000 titik Nobar di berbagai daerah di Indonesia pada Grand Opening Muktamar kemarin. Serta selama persidangan berlangsung selama tiga hari diikuti 2376 peserta dari berbagai daerah di Indonesia,” ujar Ustaz Zaitun pada Conference Pers Kamis siang tadi, (23/12/2021).
Sebagaimana diketahui bahwa Muktamar IV Wahdah Islamiyah menghasilkan empat rekomendasi, mulai dari isu palestina, presidential threshold, isu tentang Rancangan Undang-Undang Tindak Pidanan Kekerasan Seksual (RUU TPKS), serta isu keadilan bagi masyarakat dalam penanganan covid-19.
“Mudah-mudahan dengan rekomendasi itu bisa direspon demi kemashalatan bangsa. Serta Kami sangat berterima kasih kepada seluruh yang berpartisipasi dalam kegiatan Muktamar ini utamanya bagi kalangan media yang telah membantu mulai dari grand opening sampai kegiatan selesai, jazakumullahu khairan,” tambahnya.
Ketua Pengarah Muktamar IV Wahdah Islamiyah, Ustadz Syaibani Mujiono mengaku bersyukur pada Muktamar kali ini semua agenda dan yang telah direncanakan berjalan dengan maksimal.
“Alhamdulillah semua rencana dari kegiatan kita, mulai dari pembukaan sampai akhir terlaksana dengan maksimal. Dan semua tokoh dari yang kita rencanakan hadir baik dari pembukaan sampai penutupan. Alhamdulillah semua jalannya persidangan komisi dan pleno juga berjalan dengan maksimal. Karena kita memang rancang dengan sistem online akan tetapi terasa offline,” ucapnya.
Dalam pelaksanaan Muktamar IV Wahdah Islamiyah menyisahkan berbagai kesan dan momen haru, mulai dari pembukaan Muktamar yang sangat meriah dan mendapatkan antusias masyarakat serta momen-momen di akhir Muktamar serta nasehat dan kebersamaan yang membuat seluruh peserta baik secara online dan di studio utama terharu dan bahkan menangis dalam momen bahagia tersebut.
“Kesan yang menarik bukan hanya diawal pada saat grand opening yang mendapat perhatian dan antusias dari masyarakat, dan juga pada saat di akhir pertemuan pengumuman pengurus, nasehat dan kebersamaan yang membuat seluruh peserta baik secara online dan di studio utama terharu. Kepemimpinan dan amanah kepengurusan di tingkat pusat dan kepengurusan secara umum di Wahdah Islamiyah adalah amanah dan tanggung jawab yang sangat besar, dan ketika disampaikan dipenghujung acara begitu terasa dan disampaikan melalui kolom chat dan di studio utama begiru terharu. Semua yang hadir betul-betul meneteskan air mata dengan haru biru, selain bahagia bisa menyelasikan muktamar dan juga perpisahan dengan seluruh peserta muktamar yang begitu terasa kebersamaan itu meskipun dirumah masing-masing,” imbuhnya.
Berbagai nasehat dan kebersamaan dalam Muktamar IV ini begitu terasa oleh seluruh peserta, yang membangkitkan kembali semangat dalam perjuangan dakwah dan ukhuwah.
“Serta pesan Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah Ustadz Zaitun yang mengingatkan kepada kita semua bahwa begitu besar amanah dan tanggung jawab sebagai pengurus dan pemimpin di Wahdah Islamiyah yang beliau tegaskan sekali lagi, kalau bukan karena amanah dakwah yang ada dipundak-pundak kita maka tentu kita akan merasa berat. Namun, dengan semangat bahwa kita betul-betul ingin membersamai dakwah hingga akhir hayat kita,” tegasnya.
Keharuan dan tangis peserta bukan hanya dirasakan di studio utama yang berada di Makassar akan tetapi juga dirasakan oleh peserta yang berada di ruang zoom baik dari kalangan Ikhwah dan juga Akhwat.
“Ruang virtual Muktamar IV Wahdah Islamiyah banjir air mata. Di seberang Kiyai Zaitun terisak menerima amanah kembali memimpin Wahdah Islamiyah. Beliau sempat mengutarakan keinginan beliau untuk tidak lagi didapuk sebagai ketua umum, namun ribuan peserta tak rela. Pesan di kolom chat bertumpuk-tumpuk meminta beliau tetap memimpin ormas ini. Saya membaca pesan-pesan itu sebisanya dan larut dalam suasana. Dari room podium utama siding, sambil menahan tangis Ustadz Rahmat menyampaikan ribuan pesan dukungan peserta, dan Kyai Zaitun pun kembali menangis,” tulis M Yamin Saleh dalam akun fbnya, salah satu peserta Muktamar lewat online dari Sulawesi Barat.
Jalan perjuangan masih panjang dan jiwa yang lemah ini harus terus bertahan. Memohon terus kepada-Nya kekuatan agar terus tegak berdiri dan melangkah walau tertatih berjalan. Terima kasih atas segala pelajaran, ilmu, semangat, keikhlasan, ketawadhuan, kelapangan dada, kezuhudan, kebijaksanaan, kesabaran, kekuatan dan optimis dalam perjuangan kebenaran. Semoga Allah ridhoi setiap langkah dan usaha kita dalam memperjuangkan agama-Nya. Aamin Yaa Rabb. (RUL)