Oleh : Doni Riw
.
Saat Umayah bin Khalaf menyiksa Bilaal, dia tidak pernah menyangka, bahwa kelak Bilaallah yang menghabisinya di Badar.
.
Dia pikir kedudukan tinggi yang dimilikinya tidak akan pernah sirna. Pun begitu, dia pikir bahwa Bilaal akan selamanya berkedudukan rendah di bawahnya.
.
Di waktu yang hampir bersamaan, Abu Jahal menempeleng Abdullah ibn Mas’ud gegara melafadzkan ayat Al Aquran di depan masyarakat Makkah. Dia tak suka penggembala rendahan itu menyampaikan kebenaran di hadapan dirinya yang penguasa.
.
Saat ibnu Mas’ud berhasil balik menampar Abu Jahal, dia bersumpah akan membinasakan ibnu Mas’ud.
.
Abu Jahal tidak pernah menyangka, bahwa kelak ibnu Mas’udlah tang memotong urat lehernya di medan Badar.
.
Demikian pula Abu Sufyan dan sebagian besar penduduk Makkah. Pada masa jahiliyah, mereka tidak pernah menyangka, bahwa Para Penyeru Agama Baru yang mereka tuduh sebagai pemecah belah bangsa Quraisy itu kelak akan menaklukkan Makkah, kemudian mereka tunduk patuh di bawah kekuasaan Islam.
.
Kekuasaan dan kedudukan yang dipegang para musuh dakwah itu sesungguhnya berada dalam kendali Allah ta’ala. Pada waktunya, Allah pasti membalikkan keadaan.
.
Sunatullah itu menembus zaman. Dari awal penciptaan, hingga sangkakala ditiupkan.
.
Hari ini boleh jadi Allah beri kekuasaan bagi para pelaku kezaliman untuk mempersekusi para penyeru kebenaran.
.
Hari ini boleh jadi Allah berikan kemenangan bagi para penjilat kekuasaan yang hassad pada saudara seiman.
.
Tapi sunatullah itu tetap berlaku. Kekuasaan dan kemenangan tidaklah kekal. Setiap saat bisa berbalik tanpa signal.
.
Selagi masih ada waktu, bertaubatlah segera. Sebelum Allah tutup mata, telinga, dan hati, sehingga tak ada lagi jalan kembali kepada kebenaran.
.
Jika terlambat bertaubat sekejap saja, maka peristiwa Badar itu bukan mustahil terulang kembali menjadi nyata di dunia yang berbeda.
.
IG @doniriw
t.me/doniriw_channel
.