Apakah imajinasi duet ini terganjal faktor elektabilitas dan akar ideologi? Benarkah politik itu cair?
JAKARTA. Banyak pihak yang mulai mengimajinasikan duet ‘maut’ di Pilpres 2024 mendatang. Bahkan duet yang diusung pun sangat berbeda dengan dengan apa yang diasumsikan public akhir-akhir ini. Duet ‘maut’ Anies-Puan di Pilpres 2024 cukup liar. Angan-angan ini kian menemui titik terang tatkala Puan Maharani, ketua DPR RI periode 2019-2024 menyatakan dirinya membuka peluang berduet dengan Anies dalam Pilpres 2024.
Hal itu diutarakan Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan keamanan dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun swasta saat berada di Bali beberapa waktu lalu.
“Mungkin saja (duet dengan Anies), enggak ada yang tidak mungkin di politik. Semua dinamika itu bisa terjadi. Ya tinggal kita lihat lagi tahun depan lah bagaimana ceritanya, cerita-cerita politik,” kata Puan dikutip sebuah wawancara stasiun televisi, Rabu (23/3/2022) pekan lalu.
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristianto, menyatakan bahwa mungkin saja rencana duet itu dimatangkan. Karena ada konektivitas dan sama-sama sednag menjadi pejabat publik. “Mbak Puan menyatakan beliau bisa berdialog berdiskusi. Apalagi beliau sebagai Ketua DPR dan Pak Anies sebagai gubernur. Tentu saja ada koneksitas,” kata Hasto di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (27/3/2022) pekan lalu.
Namun, menurut Peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, hal tersebut sulit diwujudkan. Pasalnya, faktor elektabilitas dan ideologi partai pengusung sulit disatukan visinya.
“Berdasarkan hasil survei dari sejumlah lembaga survei tingkat elektabilitas Puan yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih terpuruk, yakni sekitar 1 persen. Saat ini elektabilitas atau tingkat keterpilihan Anies Baswedan cukup baik. Jika Anies akan maju, pasti diminta pendampingnya harus punya basis massa dan partai pendukung yang kuat,” jata Bawono.
Selanjutnya, imbuh Bawono, memasangkan Anies dengan Puan adalah soal sikap partai pengusung dan kelompok pemilih masing-masing. Bawono menegaskan ada kemungkinan besar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai politik yang paling mungkin mendukung Anies dalam pemilihan presiden mendatang.
Walaupun, kata Bawono, sampai saat ini PKS belum pernah memiliki pengalaman berada dalam satu barisan koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Menurut Bawono, Anies memang bukan kader PKS. Namun, dia meyakini PKS bakal mendukung Anies menjelang Pilpres 2024 citra keduanya saling melekat sejak pilkada DKI Jakarta yang lalu. (RUL)