KENDARI. Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara, H. Zainal Mustamin mengatakan untuk semakin memperkuat umat islam dalam menjalankan ajaran agama salah satunya adalah menjadikan masjid sebagai simbol dari peradaban, karena menurutnya masyarakat yang agamis salah satunya dapat dilihat dari rumah ibadahnya yang makmur dan berdaya.
Hal tersebut disampaikan Kakanwil saat menutup secara virtual kegiatan Peningkatan Kualitas Kompetensi SDM Mesjid dan Pembinaan Korban Aliran Faham Keagamaan Islam se Sultra Tahun 2023, bertempat di DBlitz Hotel Kendari, Minggu (29/1/2023).
“Kalau kita datang disuatu daerah melihat jemaah masjidnya makmur, ramai, dengan kegiatan yang sangat banyak, maka kita langsung membayangkan bahwa kampung tersebut keberagamaannya hidup dan solidaritas keumatannya sangat baik,” ucapnya.
“Apalagi dibulan rajab saat ini, ungkapnya salah satu peristiwa penting yang terjadi di zaman Rasulullah yaitu peristiwa isra mi’raj yang terjadi, salah satu titik penting yang tidak bisa dipisahkan dari peristiwa besar isra miraj yaitu perjalanan Nabi menuju orbit illahi saat itu singgah pada titik penting yaitu masjid.
“Masjid itu bukan hanya menjadi simbol keberagamaan tapi menjadi titik penting perjumpaan dari bumi ke langit, dari bumi ke Sidratul Muntaha melalui titik singgahnya itu adalah masjid, maka kita berharap pengelolaan masjid diperkuat supaya masjid kita semakin profesional,” tuturnya.
Menurutnya keprofesionalan dalam pengelolaan mesjid bukan hanya dilihat pada bentuk bangunan fisiknya yang mewah dan megah, namun juga pada program-program kegiatan yang dapat menggerakkan keberagamaan umat islam.
Kakanwil melanjutkan bahwa program pemerintah yaitu Masjid sebagai Pelopor Moderasi Beragama. Program tersebut adalah mendesiminasikan pikiran-pikiran moderat yang dimulai dari masjid, dengan ceramah yang berisi ajaran anti kekerasan, dan intoleran.
“Dimulai dengan pikiran dari para pengurus dan jemaah masjid karena memang pikiran pikiran moderat merupakan ajaran agama, bukan dengan membawa seluruh agama kedalam masjid tapi kita mulai dengan membawa diri kita yang memiliki sikap moderat dan damai, kemudian dimasyarakat luas kita bawa cara pandang itu,” ungkapnya.
Menurutnya, dakwah di era modern saat ini dilakukan tidak dengan cara pendekatan kekerasan, karena Rasulullah sendiri memberikan dakwahnya dengan ramah, santun dan sejuk dengan cara berpikir moderat.
“Terkait banyaknya paham paham keagamaan yang berkembang saat ini, kita harus lebih hati hati, karenanya masjid harus terus meningkatkan kegiatan keberagamaan, gerakkan masjid kita menjadi yang menginspirasi kemajuan dan bisa semakin memperkuat spiritualitas kita kepada Allah SWT,” pungkasnya. (RUL)