JAKARTA – Sabang, pulau ujung barat Indonesia kini dapat dijangkau dengan mudah. Kapal atau stakeholder yang berlayar di wilayah Aceh bisa menjangkaunya dan menjadi pelabuhan Hub Transit. Jadi, tidak perlu memutar ke Pelabuhan Malahyati atau Pelabuhan Lhokseumawe.
Hal ini disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Sosio-Antropologi Maritim, Kementerian Koordinaor Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Basilio Dias Araujo dalam rapat koordinasi (Rakor) terkait Pelabuhan Hub Transit di Sabang, Provinsi Aceh yang berlangsung di kantor Kemenko Marves, Jakarta.
Dalam keterangan tertuls Sabtu (16/3/2024) Basilio Dias Araujo, mengungkapkan Sabang, memiliki potensi besar sebagai tempat perekonimoan dan pariwisata. Pasalnya, Sabang telah dilalui 14 kapal cruise dan 86 yacht. “Sehingga untuk proyeksi kegiatan pariwisata sangat berkembang,” ujarnya.
Hal senanda juga disampaikan Staf Ahli Menteri bidang Hukum Laut Kemenko Marves, Okto Irianto. Ia memandang bahwa menjadikan Sabang persinggahan adalah kesempatan yang bagus bagi perekonomian Kota Sabang.
“Demi menarik perhatian stakeholder untuk membangun pelabuhan di Sabang, maka dibutuhkan perbandingan harga antara pelayanan hub transit di Singapura dan Malaysia,” kata Okto.
Meski demikian, sambung Okto, akan lebih menarik para pemilik kapal jika Pelabuhan Hub Transit di Sabang dikenakan tarif 10 persen lebih rendah dari pelayanan di Singapura dan Malaysia.
Selain itu, untuk menarik minat kapal Indonesia ke hub transit Sabang, perlu diadakannya pertemuan dengan Indonesian National Shipowners Association.
“Jika kita memproyeksikan Pelabuhan Sabang, maka dibutuhkan konsolidasi dengan asosiasi kapal di Indonesia untuk mensosialisasikan adanya rencana pembangunan pelabuhan hub transit di Sabang,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Komersial dan Investasi Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Erwanto Kasyah, menyatakan bahwa terdapat aktivitas yang dilakukan di Sabang, di antaranya 19 call cruise setiap tahun dan pelabuhan tersebut telah digunakan oleh kapal perang dari India, Cina, Singapura dan Indonesia.
“Namun tidak ada aktivitas perdagangan di Pelabuhan Sabang hingga saat ini,” kata Erwanto dalam kesempatan yang sama.
Menurut Erwanto, salah satu langkah yang paling efektif untuk menghidupkan Pelabuhan Sabang ialah dibutuhkannya perjanjian bilateral antara Indonesia dan India, mengenai kemungkinan hub transit di Pelabuhan Sabang, Aceh.
Sisi lain, Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, yang hadir secara langsung berpendapat bahwa Sabang seharusnya menjadi pelabuhan yang maju. Ia mendukung Pelabuhan Sabang harus dihidupkan dan didorong agar lebih berkembnag.
“Karena pelabuhan tersebut sangat terkenal di India dan Malaysia, posisinya yang strategis bersebelahan dengan laut lepas dan batas negara,” ungkap Sandeep. (ZAN)