Dalam sambutannya, Wapres mengajak umat Islam di tanah air sebagai penduduk mayoritas bangsa Indonesia untuk memperkuat kemampuan ekonominya.
“Kita menyongsong Indonesia emas 2045, kita umat Islam harus menjadi umat yang harus memberikan kontribusi yang besar, menjadi umat yang kuat ekonominya,” tegasnya.
Menurut Wapres, perjuangan bangsa Indonesia saat ini memang bukan lagi melawan penjajahan, melainkan menciptakan kemakmuran rakyat. Ia menyebutnya sebagai jihad iqtishadi atau jihad ekonomi.
“Karena itu, mari kita di dalam situasi sekarang, tidak melawan musuh, tidak melawan penjajah, tapi berjihad di bidang ekonomi, memberdayakan ekonomi masyarakat,” imbaunya.
Adapun ekonomi yang dikembangkan, terang Wapres, harus sesuai syariah. Sebab, tuturnya, bermuamalah yang tidak masyru’ah atau tidak sesuai syariah dianggap tidak bernilai. Allah juga telah memerintahkan manusia dalam Al-Qur’an untuk mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib.
“Syariah itu meliputi semua aspek keimanan ya. Ekonomi itu ada aturannya dalam syariah. Karena itu, kita perlu mengembangkan ekonomi harus sesuai dengan syariah. Itu bagian dari namanya muamalah. Sebab, bermuamalah yang tidak syariah, berdagang, ekonomi tidak syariah, muamalah tidak sesuai syariah sama dengan tidak ada. Walaupun ada untungnya besar, tidak ada,” jelas Wapres.
Itulah mengapa, sambungnya, jihad ekonomi melalui pengembangan ekonomi syariah juga menjadi bentuk pengamalan dari nilai-nilai yang ada di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an sendiri merupakan petunjuk bagi manusia (hudan lin nas) sekaligus petunjuk bagi orang yang bertakwa (hudan lil muttaqin).
“[Pengembangan ekonomi syariah] ini dalam rangka melaksanakan tuntunan Al-Qur’an. Jadi, bukan hanya dibaca Al-Qur’an itu, tetapi diamalkan. Syariah itu juga diterapkan di dalam [kehidupan sehari-hari],” ujar Wapres.
Dalam kesempatan ini, ia sangat menyambut baik kerja sama Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) dan Yayasan Nur Quran Indonesia dalam gelaran Indonesia Qur’an Hours.
“Memang kita selain membaca tiap menit, tiap jam, tiap [hari], tetapi juga bagaimana mengamalkan Al-Qur’an, menerapkan Al-Qur’an. Salah satunya dalam bidang ekonomi, mencari rezeki,” ungkap Wapres.
Mengakhiri sambutannya, Wapres berharap umat Islam di tanah air dapat mengejawantahkan setiap ajaran Al-Qur’an dalam kesehariannya.
“Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita sebagai umat ahlul Qur’an yang selalu membaca Qur’an tiap menit tiap jam dan mengamalkan Al-Qur’an dan menerapkan Al-Qur’an dalam semua aspek, termasuk dalam bidang ekonomi yang masyru’ah, sesuai dengan syariah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (DPP Hebitren) Moh. Hasib Wahab Chasbullah menyatakan, agenda tahunan ini ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui Al-Qur’an. Indonesia Qur’an Hours 2024 juga dapat menjadi momentum untuk bergerak bersama mewujudkan kemandirian umat sehingga acara ini dirangkaikan dengan seminar dan workshop bertajuk “Meneratas Jalan Kemandirian Ekonomi Umat di Indonesia Emas 2045”.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak semua orang untuk mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan Al-Qur’an, menjalankan ajaran-ajaran mulia yang terkandung dalam Al-Qur’an, serta berbuat kebaikan sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an, sekaligus dijadikan momentum agenda besar mendorong terciptanya cita-cita kemandirian ekonomi umat di Indonesia menyongsong Indonesia emas,” papar Hasib Wahab.
Turut hadir dalam acara ini, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan Ketua Yayasan Nur Quran Indonesia Djoni Rosadi.
Sementara, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Mohamad Nasir, Masduki Baidlowi, dan Lukmanul Hakim, serta Tim Ahli Wapres Iggi Haruman Achsien.