JAKARTA (desentraLNEWS) – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Agus Fatoni, mengklaim penurunan drastis tingkat kemiskinan ekstrem di Provinsi Sumsel.
Fatoni mengacu pada perbandingan Maret 2022 dan Maret 2023 dengan persentase turun 1,29 persen.
Fatoni mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan yakni meningkatkan layanan kesehatan, pangan dan gizi keluarga. “Untuk mencapai prestasi tersebut tentunya berbagai upaya telah dilakukan. Di antaranya, peningkatan kesehatan pangan dan gizi keluarga melalui Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, Gerakan Pangan Murah,” kata Fatoni dalam siaran pers yang diterima pada Senin (8/4/2024).
Lebih lanjut, Fatoni menjelaskan bahwa Gerakan Sumsel Mandiri Pangan dilakukan dengan pemberian bibit tumbuhan pangan, seperti cabai dan bawang merah ke masyarakat, sekolah-sekolah bahkan kantor-kantor. Pemberian bibit tersebut diharapkan ditanam di lahan mandiri sehingga bisa berdaya ekonomi mandiri.
“Kemudian terkait Gerakan Pangan Murah dilakukan melalui program Gerakan Pasar Murah Serentak se-Sumsel yang diadakan secara merata di 17 Kabupaten/Kota se-Sumsel setiap hari Senin, Selasa dan Kamis rutin tiap pekan. Gerakan Pangan Murah ini juga bisa dilakukan oleh instansi vertikal lainnya guna membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok berkualitas dengan harga murah,” jelas Fatoni.
Langkah lainnya adalah melaksanakan Universal Helath Coverage (UHC) per Maret 2024 sebesar 97,56 persen dan pembiayaan operasional pendidikan tahun 2024 senilai Rp 718 miliar. Kemudian bantuan pemasangan listrik rumah tangga yang tidak mampu, pemenuhan kebutuhan dasar bagi anak terlantar, lansia dan penyandang disabilitas, pelatihan pemberdayaan peluang kerja baru, pelatihan kewirausahaan pemuda, pelaksanaan job fair serta revitalisasi pertanian.
“Kemudian, Pemprov Sumsel juga memiliki Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak se-Sumsel yang juga menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Direncanakan kedepannya akan dibangun 6.894 unit kloset dan septitank,” ucap Fatoni.
Adapun Gerakan Bedah Rumah Serentak se-Sumsel yang diluncurkan pada Februari 2024 diharapkan juga mampu membangun sebanyak 8.391 unit rumah layak yang tersebar di 17 Kabupaten/Kota se-Sumatera Selatan.
“Kalau satu desa, satu kelurahan dengan melakukan bedah rumah hanya dua saja itu sudah terhitung 6.900 jika ditambah 8.000an berarti sudah ada kurang lebih 14.000an. Jika ke depannya dari CSR perusahaan itu mencapai 5.000 saja maka akan 15.000 lebih yang mampu kita lakukan bedah rumah,” jelas Fatoni.
Dia menambahkan, program seperti Gerakan Bedah Rumah Serentak se-Sumsel mampu dimaksimalkan. “Ini gerakan-gerakan seperti ini yang kita maksimalkan, kalau baru sebentar memang belum kerasa. Mudah-mudahan hingga akhir tahun ini konsisten agar semua dampaknya dirasakan masyarakat,” pungkasnya.