GAZA (DesentraLNEWS) – Agresi Zionis Israel di Jalur Gaza membunuh tiga putra dan beberapa cucu pemimpin Hamas Ismail Haniyyah. Kabar itu disampaikan Al Jazeera pada Rabu, 10 April 2024.
Serangan ini terjadi tepat saat umat Islam di Gaza dan penjuru dunia merayakan Idulfitri.
Atas terbunuhnya anggota keluarganya itu, Ismail Haniyyah menegaskan kematian putra-putranya tidak akan mempengaruhi tuntutan gerakan tersebut untuk gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Kematian putra-putra saya tidak akan mempengaruhi tuntutan gerakan tersebut melakukan gencatan senjata,” ujar Ismail, seperti dikutip Sky News Arabia.
Sebelumnya, pada November 2023 lalu, media memberitakan kematian cucu perempuan Haniyeh.
Dalam wawancara dengan Al-Jazeera, Haniyeh mengomentari pembunuhan putra dan cucunya akibat serangan udara Israel pada Rabu, 10 April 2024 bertepatan dengan Idulfitri.
Haniyeh mengatakan, “Anak-anak saya tinggal bersama rakyat kami di Gaza dan tidak meninggalkan Jalur Gaza.”
“Semua rakyat kami dan semua keluarga warga Gaza telah membayar harga yang mahal dengan darah anak-anak mereka, dan saya adalah salah satu dari mereka,” ujar dia.
Dia menjelaskan, sebanyak 60 anggota keluarganya tewas dalam genosida oleh Israel yang sedang berlangsung di depan mata dunia.
“Penjajah percaya bahwa dengan menargetkan putra-putra para pemimpin, hal itu akan mematahkan tekad rakyat kami,” papar dia.
“Kami mengatakan kepada pendudukan bahwa darah ini hanya akan membuat kami lebih teguh pada prinsip dan keterikatan kami terhadap tanah kami.”
“Musuh tidak akan berhasil mencapai tujuannya dan kastilnya tidak akan runtuh. Apa yang gagal diekstraksi musuh melalui pembunuhan, penghancuran, dan genosida, tidak akan mereka ambil dalam negosiasi,” tegas Ismail.