JAKARTA (DesentraLNEWS) – Pola hidup hemat air perlu dilakukan demi menjaga keberlanjutan sumber daya air yang dimiliki dan memastikan bahwa air bersih dapat diakses oleh semua orang. Hal itu, sudah dilakukan oleh beberapa rumah ibadah di Indonesia yang telah mencoba mengawali pola hidup hemat air.
Salah satu ikon rumah ibadah terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara yaitu Masjid Istiqlal, sudah memiliki sistem khusus dalam pengelolaan air.
Sistem tersebut yaitu mendaur ulang air wudu yang digunakan oleh jamaah, dengan cara mengalirkannya dengan pipa yang terpisah dari saluran buangan kamar mandi, dan menampungnya ke dalam bak penampungan khusus, untuk kemudian disaring menggunakan mesin dengan tiga lapis filter.
Pemanfaatan air itu, sementara ini hanya untuk menyiram tanaman dan jalan karena belum ada fatwa terkait penggunaan air tersebut untuk digunakan kembali untuk bersuci.
Namun, sebenarnya air tersebut merupakan air yang bersih yang telah dikonfirmasi melalui uji laboratorium, tidak berbau, dan tidak berasa seperti halnya air yang mengalir melalui pipa-pipa air yang ada di rumah.
Dilansir dari siaran pers yang diterima InfoPublik pada Kamis (2/5/2024), sistem pengelolaan yang dimiliki Masjid Istiqlal, mengantarkannya memperoleh sertifikat Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) yang diraih pada tahun 2022 sebagai rumah ibadah dengan bangunan ramah lingkungan atau green building. Upaya preservasi air ini sudah sewajarnya dapat dipelajari dan direplikasi oleh masjid-masjid di Indonesia karena teknologinya cukup sederhana.
Data Sistem Informasi Masjid (Simas) Kementerian Agama (Kemenag) RI per 1 Mei 2024 menyebut terdapat sebanyak 299.644 masjid di Indonesia. Dengan data tersebut, jika 100 orang yang berwudu dengan masing-masing berhemat 1 liter air per satu hari, maka dapat menghemat air sebanyak 29.964.400 liter air setiap harinya.
Angka itu dapat dapat berlipat ganda dengan banyaknya variabel yang perlu dikalkulasikan untuk menghitung seberapa banyak air yang dapat dimanfaatkan kembali. Upaya tersebut merupakan kontribusi nyata masyarakat Indonesia dalam upaya melakukan preservasi air.
Hal tersebut senada dengan misi yang dibawa pada World Water Forum ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024 mendatang dengan tema “Water for Shared Prosperity” atau Air untuk Kemakmuran, yang fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Pemerintah Indonesia selaku tuan rumah bertekad untuk memperjuangkan inovasi pendanaan berkelanjutan bagi infrastruktur air bersih dan sanitasi di Indonesia, serta mendorong pembentukan Global Water Fund di ajang World Water Forum Ke-10, untuk merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 6, yaitu pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua.