GAZA (DesentraLNEWS) – Organisasi yang fokus membidangi anak-anak “Save the Children International” memperingatkan bahwa keputusan Israel untuk secara paksa memindahkan warga Palestina dari kota Rafah di Jalur Gaza selatan akan memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi anak-anak.
“Serangan darat yang membayangi di Rafah akan memaksa ratusan ribu orang mengungsi dan akan menghambat upaya bantuan di Rafah.” ungkap organisasi internasional dikutip dari Pusat Informasi Palestina, Selasa (7/5/2024).
Organisasi tersebut menjelaskan, “Waktu telah habis untuk melindungi anak-anak di Rafah, ‘tempat perlindungan terakhir’ di Gaza”.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mengatakan pada hari Senin sebelumnya bahwa “perintah (Israel) untuk merelokasi warga Palestina dari kota Rafah, di selatan Jalur Gaza, tidak berperikemanusiaan.”
“Memindahkan paksa ratusan ribu orang dari Rafah dan memukimkan mereka di daerah yang telah dihancurkan berisiko membuat mereka menghadapi bahaya dan kesengsaraan lebih lanjut,” tambahnya.
Sejak awal agresi Israel ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, tentara pendudukan Israel telah secara paksa menggusur warga Palestina dari bagian utara Jalur Gaza ke bagian selatan, tempat kota Rafah berada. Saat ini, kota tersebut dianggap sebagai tempat perlindungan terakhir bagi para pengungsi di Jalur Gaza.
Sejak saat itu, tentara pendudukan Israel telah mengobarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan Amerika Serikat dan Eropa, yang menyebabkan kematian 34.735 orang dan melukai 78.108 orang lainnya, di samping pengungsian sekitar 1,7 juta orang dari Jalur Gaza, menurut data PBB.