NEW YORK (DesentraLNEWS) – Ratusan mahasiswa meninggalkan upacara wisuda Universitas Stanford kemarin, Ahad (16/6), sebagai protes terhadap investasi universitas tersebut pada lembaga-lembaga yang menyediakan senjata kepada tentara Israel dan menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza.
Rekaman video menunjukkan para mahasiswa meninggalkan upacara di awal pidato rektor universitas, membawa bendera dan keffiyeh Palestina. Platform media memperkirakan jumlah mahasiswa lebih dari 400 orang.
Kelompok mahasiswa yang memboikot upacara tersebut meminta para mahasiswa untuk mengadakan upacara wisuda alternatif pada hari yang sama, yang dihadiri oleh mahasiswa yang dilarang oleh universitas untuk menghadiri upacara wisuda karena peran mereka dalam protes mahasiswa yang terjadi di universitas-universitas Amerika bulan lalu dalam penolakan terhadap genosida di Gaza.
Sekitar dua minggu yang lalu lebih dari 10 orang ditangkap di Universitas Stanford di California setelah mahasiswa demonstran pro-Palestina membarikade diri mereka di dalam kantor rektor universitas, dalam bentrokan terbaru antara mahasiswa Amerika dan pihak berwenang terkait perang Israel di Gaza.
Para mahasiswa mendesak universitas untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perang Israel di Jalur Gaza dan tuntutan lainnya.
Universitas mengatakan bahwa studi para mahasiswa yang ditahan akan ditangguhkan dan mereka yang lulus akan dicabut haknya.
Universitas juga memindahkan sebuah kamp pro-Palestina yang telah ada di kampus sejak April lalu, dan sebuah demonstrasi pro-Israel untuk menghormati warga Israel yang tewas dalam serangan banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, dengan alasan masalah keselamatan publik.
Banyak universitas di Amerika dan Eropa menyaksikan protes mahasiswa yang menolak perang Israel di Jalur Gaza, yang mendorong pemerintah daerah di banyak universitas tersebut membongkar kamp-kamp pengunjuk rasa pro-Palestina dan menangkap puluhan orang.