MAKASSAR (DesentraLNEWS) – Gerakan terselubung penyebaran LGBT (lesbian gay biseks dan transgender) semakin memperlihatkan wujudnya di lingkup kampus. Hal tersebut dilakukan oleh sekelompok pemuda yang tidak diketahui identitasnya menyebarkan dus kue dengan memanfaatkan Jumat berbagi.
Kejadian tersebut ditemukan dibeberapa kampus di Kota Makassar (28/06/2024). Pengakuan salah satu alumni Universitas Muslim Indonesia (UMI) bernama Latifah yang kebetulan mendapati aksi tersebut.
Latifah menyampaikan jika dus kue yang dibagikan oleh mereka berisikan kue, minuman, dan sejumlah pesan tersirat dalam bentuk gantungan kunci serta stiker.
“Fakultasku (diberikan). Mereka bilangnya tidak dari mana-mana hanya bagi bede karena kan hari Jumat, tapi pakai dokumentasi segala. Tidak sadar Kak tadi di foto pas kutanya-tanya,” ujar Latifah dengan logat Makassar melalui pesan WhatsApp.
Alumni jurusan Ilmu komputer tersebut menuturkan jika mulanya ia tidak menaruh curiga karena menganggap hal tersebut adalah program Jumat berbagi yang biasa dilakukan masyarakat.
“Yang bagi juga cewek tapi kayak cowok. Entahlah kak, setelah beberapa menit kuambil, penasaran kan ka jadi kutanya. Habis itu na kasi liat mih isinya. Itu kata di stiker, suporter of love and equally. Itu mih kak. Mereka sering ngomong kata-kata gitu jadu curigakan. Karena biasa orang Jumat berkah kan. Jd tidak curiga orang awalnya kukira orang Nasrani, dari gereja,” ungkapnya.
Latifah menambahkan jika para mahasiswa tidak menyadari aksi tersebut jika merupakan kampanye LGBT. Mereka justru ikut berfoto untuk sesi dokumentasi.
“Pas tanya-tanya lalu mereka jelaskan ada yang dokumentasi. Malah mereka minta untuk foto yang agak resmi. Sambil pegang itu dus. Tapi kutolak abis liat itu stiker. Sedihnya toh kak. Banyak yang terima tadi,” ucap Latifah dengan rasa prihatin.
Hal serupa juga ditemukan di kampus Universitas Hasanuddin. Melalui pesan WhatsApp yang tersebar di media sosial, mahasiswa mengaku menemukan dus yang sama dibagikan.
“Tadi ada komunitas yang bagi-bagi snackbox kak, terus ada di belakangnya cameraman. Jadi kan lagi duduk-duduk ka di belakang aula mattulada sama temanku, terus tbtb ada salah satunya yang datang bilang, “tabe kak, kita lagi bagi-bagi kue. di dalamnya ada ganci juga”. nah pas pergimi, itu temanku langsung nabuka boxnya, terus agak salfok ka sama warnanya karena kayak tidak asing. Setelah kuperhatikan yang kasi tadi, dia cowo tapi rambutnya sebahu, terus dipirang, dan agak kemayu ki orangnya. Setelah itu lewatki lagi sama temannya, ini temannya berdandan cewe tapi (mohon maaf) mukanya kasarki kayak cowo meskipun sudah didempul make up. Nah itu curigaka mereka komunitas,” tuturnya melalui pesan yang tersebar di grup WhatsApp.
Nasrah Arsyad selaku dosen UMI memberikan reaksi keras terhadap kejadian tersebut dengan meminta masyarakat terus mewaspadai gerakan terselubung dari kelompok LGBT.
“Sudah perlu diwaspadai saat ada kegiatan seperti ini di kampus. Kalau mereka kampanyekan LGBT, sebaliknya kita harus lawan dengan kampanye juga,” jelasnya.
Pada stiker yang dibagikan, tertulis ‘supporter of love and equally’ yang merupakan salah satu gerakan LGBT yang diduga aksi tersebut sebagai peringatan ‘Pride Month’.
Melansir dari tempo.co bahwa setiap bulan Juni, kelompok LGBT merayakan momen Pride Month atau bulan kebanggaan. Momen ini dirayakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global mengenai kebebasan berekspresi dan hak-hak asasi kelompok LGBT.
Adapun ‘Equal love’ merupakan kampanye yang diselenggarakan oleh organisasi LGBT bertujuan untuk menentang larangan terhadap pernikahan sesama jenis.