Dalam pertemuan yang berlangsung dalam suasana yang hangat dan bersahabat tersebut, Wapres menyatakan apresiasi atas hubungan yang sangat baik dan bersahabat antara Indonesia dan Azerbaijan yang telah terjalin selama lebih dari 30 tahun. Kedua negara diketahui memiliki kesamaan pandangan dan saling mendukung atas berbagai isu di forum-forum regional dan internasional.
Sebagai Ketua Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional, Wapres menekankan perhatian khususnya terhadap peningkatan pelayanan publik
“Saya sangat menghargai upaya Yang Mulia Menteri, yang senantiasa mendorong kerja sama antara Indonesia dan Azerbaijan di bidang pelayanan publik,” ucapnya.
Lebih lanjut, Wapres berharap Azerbaijan dapat berbagi pengalaman terkait berbagai inovasi pelayanan publik yang dilakukan di negara mereka, yang mungkin dapat diadopsi oleh Indonesia di masa mendatang. Salah satu contoh konkret dari kerja sama ini adalah penandatanganan MoU antara Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dengan Azerbaijani Service and Assessment Network (ASAN), yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang pelayanan publik.
“Indonesia dan Azerbaijan memiliki kepentingan yang sama untuk menciptakan berbagai kemudahan penyelenggaraan pelayanan publik bagi masyarakat dan dunia usaha guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi,” tegasnya.
Dalam pertemuan ini, Wapres juga menyoroti adaptasi teknologi dan inovasi pelayanan terpadu Azerbaijan di ASAN Xidmat yang telah sukses diterapkan di Indonesia melalui Mal Pelayanan Publik (MPP).
“Saat ini sudah terdapat sekitar 200 Mal Pelayanan Publik yang tersebar di seluruh Indonesia. Kita ingin di beberapa tahun mendatang, Kabupaten/Kota di Indonesia telah mempunyai Mal Pelayanan Publik,” ungkapnya.
Sebelumnya, di awal pertemuan, Mehdiyev menjelaskan kepada Wapres bahwa lembaga negara yang dipimpinnya saat ini didirikan oleh Presiden Azerbaijan pada 2012 untuk mengimplementasikan konsep ASAN.
“Konsep ASAN ini merupakan sebuah konsep satu pintu, di mana banyak pelayanan publik dilaksanakan di satu tempat. ASAN memberikan lebih dari 400 perusahaan publik di tempat yang sama, menyediakan lebih dari 100 jenis layanan publik,” jelasnya.
ASAN, tambah Mahdiyev, juga berarti “mudah” dalam bahasa Azerbaijan, mencerminkan kemudahan akses layanan publik yang diberikan.
“ASAN Service juga mencakup ASAN Business, yang menekankan kerjasama dan jaringan antara ASAN dan Indonesia,” tambahnya.
Lebih jauh Mahdiyev mengungkapkan bahwa pada 2015, ASAN menempati peringkat pertama di bidang pelayanan publik dan menerima penghargaan atas inovasi dalam aplikasi teknologi modern dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Kami sangat senang dan menghormati bahwa konsep ASAN yang menerima rating tertinggi juga dievaluasi dan diterapkan di Indonesia,” ucapnya.
Mehdiyev juga menekankan komitmen Azerbaijan untuk terus mengembangkan kerjasama dengan Indonesia dalam berbagai bidang, terutama dalam pelayanan teknologi.
“Kami menantikan semakin berkembangnya bidang pelayanan publik di Indonesia, khususnya dalam pengembangan sistem pelayanan pemerintahan,” imbuhnya.
Dalam keterangan pers usai pertemuan tersebut, Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas menyampaikan apresiasi atas kunjungan Mehdiyev. Azerbaijan telah diakui oleh PBB sebagai negara yang berhasil mengintegrasikan berbagai layanan publik ke dalam satu pusat pelayanan seperti mall.
“Jadi Azerbaijan ini adalah [badan] yang mendapat pengakuan di PBB yang mengintegrasikan pelayanan ke dalam sebuah mall. Bahkan dia punya bus yang menjemput pelayanan publik di berbagai tempat,” tuturnya.
Lebih lanjut, Azwar Anas menjelaskan bahwa Azerbaijan juga menyediakan layanan bus keliling yang membawa berbagai pelayanan publik langsung ke masyarakat, termasuk pengambilan dan pencetakan foto di tempat.
Azwar Anas mengungkapkan, MOU antara Indonesia dan Azerbaijan dalam bidang pelayanan publik pertama kali ditandatangani pada 2017 dan baru saja diperbarui. Kini, konsep mall pelayanan publik bergerak ke arah digital, seiring dengan perkembangan teknologi.
“Mall Pelayanan Publik sekarang bergerak ke satu level lagi ada Mal Pelayanan Publik digital. Jadi sebagian mulai berdasarkan digital,” jelasnya.
Azwar Anas menambahkan bahwa hubungan baik antara kedua negara terus terjalin dengan baik, terutama sejak dirinya menjabat sebagai Bupati Banyuwangi pada 2014.
“Sejak kami jadi Bupati 2014 kami telah datang ke Azerbaijan dan kami replikasi [konsep pelayanan publik] di Banyuwangi. Dan sekarang pemerintah mereplikasi berbagai layanan,” ungkapnya.
Ia pun mengapresiasi kunjungan Mahdiyev bersama jajarannya dan berharap kunjungan ini dapat memperkuat kerja sama dan hubungan baik antara Indonesia dan Azerbaijan.
“Oleh karena itu kita berterima kasih atas kunjungan beliau,” pungkasnya.
Hadir bersama Ulvi Mehdiyev dalam pertemuan ini, Duta Besar Azerbaijan untuk RI Jalal Sabir Mizayev, Director General for International Affairs SAPPSI Mahammadali Khudaverdiyev, dan Director General for Innovations Center SAPPSI Vudal Rustamov.
Selain Abdullah azwar Anas, turut juga mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wapres Bidang Hukum Satya Arinanto, dan Plh. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri, Trisari Dyah Paramita.