CALIFORNIA (DesentraLNEWS) – Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, pada Selasa mengumumkan perluasan kebijakan ujaran kebenciannya untuk menghapus unggahan yang menyerang dan merendahkan “Zionis”.
Dilansir Anadolu Agency, Kamis (11/7/2024) kebijakan baru tersebut dirancang untuk mencegah penggunaan kata “Zionis” sebagai cara untuk mengekspresikan “pandangan antisemit” terhadap orang Yahudi dan Israel, menurut perusahaan raksasa media sosial tersebut.
Mengakui beragamnya interpretasi historis dan modern atas istilah “Zionis,” Meta menekankan pentingnya membedakan antara diskusi politik yang “sah” dan retorika berbahaya yang ditujukan pada individu.
Setelah berkonsultasi dengan lebih dari 145 pakar, Meta memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap konten yang “mempromosikan stereotip antisemit, memicu tindakan jahat, atau menyangkal keberadaan orang Yahudi atau Israel dengan kedok mengkritik ‘Zionis’.”
Meski perusahaan akan menghapus unggahan yang membuat “perbandingan yang tidak manusiawi atau menyerukan tindakan berbahaya dengan menggunakan istilah ‘Zionis’,” diskusi terkait gerakan politik Zionis itu sendiri akan tetap diizinkan di platformnya, menurut perusahaan tersebut.
Kritik telah ditujukan kepada Meta atas pendekatannya terhadap konten dari Timur Tengah, dengan munculnya kekhawatiran tentang penekanan terhadap konten pro-Palestina dan inkonsistensi dalam menegakkan kebijakan ujaran kebencian di Facebook.
Praktik moderasi konten dan pengambilan keputusan Meta telah diawasi karena kurangnya transparansi dan pengawasan eksternal, terutama setelah kejadian di mana ujaran kebencian tidak terdeteksi dalam iklan dan postingan, termasuk yang memicu kekerasan dan genosida terhadap sebuah kelompok etnis.