BAKU (DesentraLNEWS) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi hadir dalam Forum Dunia ke-6 tentang Dialog Antarbudaya, yang bertema “Dialog untuk Perdamaian dan Keamanan Global”, yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan pada 1 hingga 3 Mei 2024.
Di momen tersebut, Kiai Muhyiddin menyerukan dukungan kepada Azerbaijan dalam upaya mengambil alih Karabakh, sebuah wilayah yang terletak di timur Armenia dan barat daya Azerbaijan.
“Kita dukung sepenuhnya Azerbaijan dalam mengambil alih wilayah Karabakh yang dianeksasi Armenia selama 30 tahun. Sejak jatuh ke tangan Azerbaijan, wilayah tersebut terus dikebut pembangunannya dengan sangat pesat. Anggaran besar telah merubah Karabakh menjadi sepadan dengan wilayah lain di negara tersebut,” kata Kiai Muhyiddin dalam keterangan tertulisnya kepada Suara Islam, Jumat (3/5/2024).
Ketua Pembina Jaringan Alumni Timur Tengah (JATTI) itu mengungkapkan, selama Karabakh di bawah kekuasaan Armenia ada sejumlah masjid, sekolah dan rumah Ibadah umat Islam dialih fungsikan sebagai rumah hewan dan kandang babi.
Akan tetapi saat ini, dengan dukungan Turki dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Azerbaijan jadi pemenang dan menguasai sepenuhnya wilayah Karabakh yang merupakan sepertiga dari Azerbaijan.
“Wilayah itu kini pesat melakukan pembangunan infrastruktur dan rumah bagi para penduduknya,” ujar Kiai Muhyiddin.
Ia mengungkapkan, selama dalam kekuasaan Armenia, banyak terjadi kezaliman terhadap etnis lain. “Etnis Armenia yang kejam terhadap etnis lain selama berkuasa, sehingga mereka kabur ke Armenia dengan meninggalkan semua aset yang dimiliki. Banyak yang hijrah ke negara tetangga Azerbaijan. Kini Azerbaijan merenovasi bangunan yang ditinggalkan penghuninya dan siap untuk dihuni kembali,” ungkapnya.
“Warga etnis Armenia tak akan berani kembali ke Karabakh karena mereka sudah sangat kejam menindas dan membunuh etnis lain, khususnya umat Islam. Bahkan mereka membakar dan membumihanguskan rumah dan aset mereka sebelum hijrah ke Armenia dan jatuhnya Qarabac ke tangan Azebaijan,” tambah Kiai Muhyiddin.
Menurutnya, sisa kehancuran dan kepunahan bangunan tersebut jadi saksi bisu dan Karabakh berubah menjadi Ghost City (kota hantu).
Forum Dunia ke-6 tentang Dialog Antarbudaya, yang mengusung tema “Dialog untuk Perdamaian dan Keamanan Global: Kerjasama dan Interkonektivitas” itu dihadiri oleh ratusan pakar dan utusan resmi PBB, Unesco, Icesco dan para Mufti dari wilayah Caucasus serta mufti seluruh negara Eropa dan Asia Tengah.
Para peserta diajak mengunjungi wilayah Nagorno Karabakh, menyaksikan kehancuran rumah, kantor dan segala infrastruktur selama dianekasai oleh Armenia selama 30 tahun.