JAKARTA (DesentraLNEWS) – Sejumlah tokoh yang tergabung dalam Majelis Ukhuwah Bogor Raya melakukan silaturahmi dengan Mantan Calon Presiden Anies Baswedan di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2024).
Diantara tokoh yang hadir adalah dari pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Bogor (RSIB) yaitu Dr. Ir. H. Dwi Sudharto, M.Si, H. Heri Haerudin, H. Eddy Tasman, BBA dan Drs. H. Adriansyah Armawi. Keempatnya didampingi oleh Wakil Direktur RSIB dr. Suyanto Kurniawan, M.Kes.
Ketua Yayasan RSIB Dwi Sudharto menjelaskan bahwa RS Islam Bogor merupakan Rumah Sakit wakaf yang bernuansa Islami di Kota Bogor yang didirikan oleh para Kiai dan cendekiawan Muslim pada tahun 1982.
“Pendirian RS Islam Bogor didasari keprihatinan belum adanya Rumah Sakit bagi masyarakat muslim dan dhuafa di Kota Bogor,” ujarnya.
Saat ini, kata Dwi, RS Islam Bogor termasuk Tipe C dengan 114 tempat tidur, dan telah memperoleh akreditasi Tingkat Paripurna dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
“Sekitar 90% pasien RS Islam Bogor memanfaatkan fasilitas BPJS. Kami pun sedang berproses menuju RS Syariah untuk menjunjung nilai-nilai dan pelayanan Islami melalui slogan “Sehat Syariah, Lancar Ibadah, Kuat Aqidah”. Dengan menjadi rumah sakit syariah kita ingin memastikan semuanya halal, makanannya halal, obat-obatannya halal, semuanya halal,” jelas Dwi.
Ia menambahkan, saat ini Yayasan RS Islam Bogor secara bertahap berupaya untuk melengkapi bangunan fisik dan sarana prasarana dalam berkhidmat melayani umat.
Pada tahun 2022 telah dibangun Gedung Arafah untuk mendukung program KRIS JKN melalui wakaf keluarga. Pada saat ini melalui dana wakaf umat dan bantuan dari berbagai pihak sedang mengembangkan Gedung Umar bin Khattab dengan empat lantai yang berisi ruang IGD, Laboratorium, Radiologi, CT Scan, Fisioterapi, Hemodialisa dan lainnya.
“Seiring dengan pembangunan Gedung Umar bin Khattab dengan berbagai jenis pelayanan di dalamnya, maka kami memerlukan kelengkapan berbagai alat kesehatan dan prasarana penunjang lainnya. Beberapa Alkes dapat kami penuhi melalui Kerja Sama Operasional (KSO) dengan vendor terkait. Sedangkan beberapa prasarana lainnya harus melalui pengadaan baik lewat pembelian, bantuan atau wakaf,” jelas Dwi.
Menanggapi penjelasan Dwi, Anies meyampaikan dukungannya dan berharap RSIB menjadi rumah sakit berstandar internasional.
“Semoga ke depan, Rumah Sakit Islam Bogor menjadi rumah sakit kelas dunia,” harap Anies.
Menurutnya, untuk mencapai target itu harus dibuat KPI (Key Performance Indicator) dan setahap demi setahap dicapai targetnya.
“Harus dibuat KPI bagaimana menjadi rumah sakit kelas dunia, dari situ kita bisa tahu tahap demi tahapnya dan berusaha untuk mencapai target tiap tahapnya,” jelas Anies.
Sesuai pengalamannya mengelola rumah sakit daerah saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies mengatakan bahwa pengadaan alat kesehatan khususnya yang memiliki teknologi terkini membutuhkan biaya tidak sedikit.
“Akan tetapi itu bisa disiasati dengan bekerja sama dengan pihak lain, dalam hal ini jika ingin menjadi kelas dunia harus kerja sama dengan rumah sakit yang sudah maju teknologi dan pengelolaannya di negara lain,” tandasnya.