Oleh : M. Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
Teka-teki tentang pengendali atau raja judi online itu adalah “T” telah menembak ke sana-sini. Konon Tessy artis yang sering memerankan banci sudah datang ke Bareskrim menglarifikasi bahwa “T” itu bukan dirinya. He he he, bisa juga Tessy melucu pada situasi negara sedang amburadul begini. Pasti juga Jokowi terkejut bukan karena Tessy sebagai si pengendali judi yang harus ditangkap.
Bermula dari laporan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kepada Presiden Jokowi dalam rapat terbatas di Istana. Benny Ramdhani (BR) melaporkan bahwa pekerja migran di Kamboja di sektor judi online menyatakan pengendali judi online di Indonesia adalah “T”. Mengingat judi adalah kriminal, maka Benny Rhamdani pun dipanggil oleh Bareskrim sebagai saksi.
Mengingat bahaya judi online yang sudah merusak mental rakyat Indonesia mulai dari masyarakat bawah, aparat birokrasi hingga anggota DPR, maka pengusutan hingga ke pengendali judi online Indonesia harus berlanjut dan tuntas. Inisial “T” harus jelas dan patut dihukum apakah “Tauke”, “Tiongkok”, “Toge”, “Toshiba”, “Tito”, “Tommy”, “Tessy” dan lainnya. Yang jelas Tessy sudah menglarifikasi.
“T” perlu dipertanyakan juga dalam kaitan dengan “mafia atau gang 303” yang pernah diributkan publik.
Presiden Jokowi harus ikut berperan “mengomando” pengusutan. Tidak cukup mengatakan ucapan klise “tanya saja ke Benny” atau “tanya penyidik” atau nanti ujungnya “tanya ke rumput yang bergoyang”.
Rumput bangsa ini sudah bergoyang-goyang, gelisah oleh kerusakan lingkungan yang luar biasa. Ekonomi, politik, hukum, agama, budaya, sosial, hankam dan lainnya. Korupsi, pelanggaran hak asasi, kolaborasi, money laundry, penggerusan kedaulatan negeri hingga penjajahan oligarki. Semua pembusukan bangsa ini disebabkan oleh orang yang berinisial “J”.
“J” ini berprofil tenang tapi menghanyutkan, sederhana tapi kaya raya, mudah mengkhianati teman, bohong karakternya, ahli dalam sandera menyandera, mimpinya melambung, berteman dengan paranormal, hobby lari dari tanggung jawab dan siapa dekat pasti taat, mungkin terjerat. Daya rusak “J” dahsyat. Indonesia terkena kutuk atau musibah memiliki “J”. Berulang dilaporkan ke Bareskrim “J” tidak pernah diusut. Dalam kaitan ini “J” dan “T” mungkin sama-sama “sakti”.
“J” dan “T” dapat dekat dan bersahabat. Pura-pura terkejut kok “T” disebut-sebut. Atau terkejut bahwa mesin uang “J” ikut terancam. Kalau “T” ditahan dan dihukum, pendapatan bakal menjadi berkurang. Awalnya “J” tidak peduli dengan judi online yang dikendalikan “T” yang penting pendapatan tetap “off line”.
“T” masuk laporan saat rapat terbatas Istana dan “BR” akan membuktikan. Ini uji nyali dan uji kebenaran. Moga kasus judi online tidak menguap seperti kasus-kasus TPPU pajak, korupsi timah, dan lainnya. “J” memang dikenal juga jago dalam menggelapkan atau menguapkan kasus-kasus.
Berbeda dengan Tessy yang menyanggah sebagai “T” raja judi online dengan ungkapan “boro-boro berjudi, makan saja susah”, nah “J” ini malah bisa makan apa saja apakah itu nasi, kodok, tambang, bansos, sampai anak pun bisa dimakannya.
Rakyat nampaknya tidak akan terkejut jika ternyata pengendali atau raja judi “T” termasuk makanannya juga.