Jakarta – Normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menimbulkan situasi baru. Akhir-akhir ini Dubai, kota terbesar di teluk itu, mendapatkan limpahan turis asal Israel di kota itu.
Turis Israel yang baru pulang plesir dari Uni Emirat Arab menceritakan pengalamannya, kehidupan malam dan seks di Dubai.
Sejak resmi menjalin hubungan diplomatik, UEA membolehkan warga Israel memasuki negaranya.
Baik UEA maupun Israel telah menandatangani perjanjian soal penerbangan langsung dan perjalanan bebas visa, bersamaan dengan kesepakatan soal perlindungan investasi, sains dan teknologi.
Mereka dilaporkan membawa ganja dan mariyuana ke UEA, meskipun undang-undang narkoba diberlakukan ketat di sana.
Seorang warga Israel yang mengaku menyelundupkan narkoba ke Dubai mengatakan kepada media Israel Channel 12 bahwa dia tidak khawatir akan ditangkap.
“Yang kami lakukan hanyalah menyelundupkan ganja dan mariyuana untuk merayakan [Malam Tahun Baru] dan mabuk,” ujarnya seperti dilaporkan Middle East Monitor, baru-baru ini..
“Itu bukan kokain, itu obat-obatan ringan. Aku tidak percaya kami akan mendapat masalah. Hukuman mati untuk beberapa ratus gram di dalam koper? Kami hanya merokok di kamar hotel.”
Menurut seorang penduduk Israel di Dubai, meningkatnya jumlah warga yang mengunjungi Dubai membuat mereka berpikir bahwa mereka berada di rumah dan dapat melakukan apapun di sana.
“Kebanyakan turis Israel di Dubai tidak memakai masker, tidak menjaga jarak sosial dan berisiko menerima denda yang sangat tinggi.”
Sekitar 50.000 orang Israel telah mengunjungi UEA sejak perjanjian normalisasi ditandatangani pada September lalu.
Pria-pria Israel dilaporkan berangkat ke Dubai dengan pemikiran prostitusi. Mereka menghabiskan waktu berpindah dari satu wanita ke wanita lain.
Sementara otoritas UEA menutup mata terhadap turis yang menghabiskan waktu di Dubai untuk tujuan seksual.
Orang yang terlibat dalam bisnis kotor di Dubai yakin Dubai telah menjadi rumah bordil terbesar di dunia dengan hotel pantainya yang besar dan mewah.
Ia mencontohkan, pada sore hari, puluhan perempuan duduk di kursi warna-warni di luar restoran dan bar di sekitar kompleks.
Data menunjukkan turis Israel yang kembali dari UEA dikenai biaya antara 1.800-2.000 dirham.
“Alkohol, gadis-gadis dan pesta seks, mereka memilih apa pun yang mereka suka di iPad atau ponsel,” kata seorang warga Israel.
“Semuanya terbuka, seperti menu dengan topping pizza. Ada juga kartu yang menawarkan layanan prostitusi mobil di Dubai, terutama dengan gadis-gadis keturunan Eropa Timur yang menjadi pekerja seks di Dubai. Layanan semacam itu seharga 1.000 dirham.”
Kata dia, orang Israel pergi ke kelab malam di Dubai, dan ada pelacur yang bergaul dengan semua orang.
Turis Israel mengungkapkan bahwa hotel Dubai menampung pelacur dari seluruh dunia, termasuk Brasil, Rusia, Peru dan Bolivia, dengan harga lebih dari $700 semalam.
Orang Israel pergi ke Dubai seperti mereka datang ke Bukares atau Thailand. Hanya saja di Dubai harganya jauh lebih tinggi dan pelacur ditemukan di mana-mana.
Menurut sampel acak turis seks Israel, Dubai saat ini menjadi tujuan utama mereka. Bagi mereka lebih mudah bepergian ke Dubai daripada ke Rumania, meskipun biayanya lebih mahal.
UEA memang telah melonggarkan syariat Islam yang telah diterapkan bertahun-tahun.
Negara Teluk kaya minyak itu mengumumkan telah mendekriminalisasi alkohol dan bunuh diri pada 7 November.
Namun sanksi hukum akan diberikan bagi yang mengonsumsi minuman keras atau menyajikan, menjualnya kepada seseorang yang berusia di bawah 21 tahun. Juga kepada mereka yang membeli minuman keras atas nama seseorang yang berusia di bawah 21 tahun.
Pemerintah UEA juga melonggarkan aturan tentang pasangan yang belum menikah dan tinggal satu atap, atau kumpul kebo, yang selama ini tergolong sebagai tindak kejahatan.
Akan tetapi pelonggaran itu hanya berlaku khusus bagi ekspatriat atau warga negara asing yang bermukim di UEA, dan tidak berlaku bagi warga setempat.
Dalam beberapa tahun terakhir, UEA telah mengadopsi pendekatan yang semakin liberal guna menarik semakin banyak ekspatriat dan mempertahankan yang sudah menetap di sana. (*berbagai sumber)