JAKARTA – Hingga saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan penularan virus corona penyebab Covid-19 dari hewan perliharaan seperti anjing dan kucing ke manusia. Namun, jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda, virus corona telah menjadi ancaman bagi hewan peliharaan.
Kendati demikian, Ooy menegaskan, virus corona yang biasa menyerang kucing dan anjing berbeda dengan virus corona yang menjadi biang kerok pandemi saat ini.
Pada anjing, virus ini disebut Canine coronavirus (CCoV) yang menginfeksi organ usus anjing. Sementara pada kucing, virus dikenal dengan Feline coronavirus(FCoV) yang bisa menyerang sejumlah organ.
Virus Corona pada Anjing
Canine coronavirus atau CCoV merupakan infeksi usus pada anjing, terutama anak anjing. Virus berasal dari keluarga Coronaviridae.
Mengutip berbagai sumber, CCoV berbeda dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 pada manusia. CCoV menyerang saluran pencernaan dan tidak menular pada manusia. Sedangkan SARS-CoV-2 menyerang sistem pernapasan manusia.
CCoV sangat menular. Kebanyakan kasus infeksi terjadi akibat kontak oral dengan kotoran yang terinfeksi. Anjing pun bisa tertular dari mangkuk makanan yang terpapar virus, juga lewat kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi.
Gejala anjing yang terinfeksi virus corona di antaranya:
– diare
– rasa tidak nyaman pada perut
Ooy mengatakan, bawa segera anjing peliharaan Anda ke klinik jika mengalami gejala di atas. Penanganan biasanya diberikan berupa pemberian antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri sekunder.
Anjing akan dibuat menahan makanan selama 24 jam setelah diare berhenti. Kemudian secara bertahap diberi makanan dalam jumlah kecil. Jika mengalami dehidrasi, anjing akan diberi cairan intravena untuk memperbaiki kekurangan cairan.
Demi mencegah penularan, selalu pastikan kebersihan anjing maupun kandangnya. Vaksinasi CCoV pun harus dilakukan secara rutin.
Virus Corona pada Kucing
Virus corona pun umum menyerang kucing. Jika pada anjing dikenal denganCanine coronavirus, maka pada kucing dikenal Feline coronavirus (FCoV).
Infeksi FCoV akan mengakibatkan penyakit feline infectious peritonitis (FIP). Menurut Ooy, virus corona pada kucing bersifat dormant atau virus tertidur jika tidak ada pemicu.
“Kalau imunisasi baik, virus tertidur. Kalau kucing terkena sakit lain, penyakit akan timbul,” ujar Ketua Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia ini.
Mengutip dari WebMD, FIP bisa terbagi menjadi dua, yakni basah dan kering. Gejala yang biasa ditimbulkan di antaranya:
– demam
– anoreksia
– penurunan berat badan
– lesu
– sulit bernapas pada FIP basah akibat penumpukan cairan di rongga perut, dada, atau keduanya
Sedangkan pada FIP yang bersifat kering, gejala klinis akan tergantung pada organ yang terdampak. Jika pada ginjal, maka kucing akan mengalami rasa haus dan buang air kecil berlebih, muntah, dan berat badan turun. Namun, jika organ hati yang terdampak, maka akan timbul penyakit kuning.
“Untuk kucing, penularannya lewat cairan tubuh, lalu bekas kandang. Kucing, kan, kalau habis buang air besar, buang air kecil, dia menjilat anggota tubuhnya. Makanya litter [tempat buang air] kucing sebaiknya diganti setiap hari,” jelasnya.
Ooy mengatakan virus corona pada kucing ini bersifat mematikan sehingga kucing yang mengalami gejala klinis sebaiknya segera dibawa ke klinik hewan. Kemudian penting pula untuk memastikan vaksinasi kucing secara rutin. (WIN)