AHY Aman Ada SBY
JAKARTA, Konflik yang terjadi di partai politik mengindikasikan bahwa demokrasi belum sepenuhnya disepakati dan dipraktekan sebagai satu-satunya aturan main di kalangan internal partai. Konflik ditubuh Partai Demokrat menunjukan bahwa telah terjadi konflik internal dan eksternal di Partai.
Prof. Lili Romli (Peneliti LIPI) menyoroti soal kisruh Partai Demokrat
Menurut Prof. Lili Romli, Persoalan yang dihadapi Partai Demokrat (PD) saya kira karena faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terkait dengan faksionalisme dan kepemimpinan AHY yg tidak sekuat SBY.
Sementara Faktor eksternal ingin memanfaatkan kondisi internal tersebut untuk kepentingan Pemilu 2024. Jadi lanjut Prof. Lili Romli, yang terjadi pada Partai Demokrat adalah buah dari problem soliditas yang ada di dalam internalnya.
Menurut Prof Lili Romli, AHY sengaja mengangkat ke publik isu tersebut untuk menjaga kohesivitas dan soliditas PD dan Saya kira “konflik di Partai Demokrat tidak akan berlanjut lagi. Sebab katanya, AHY mengangkat isu tersebut agar tidak berkembang karena kalau berkembang terus akan merugikan PD”.
Disamping itu Prof Lili Romli berkeyakinan Selama masih ada SBY maka AHY masih aman dan kuat menjadi ketua umum Partai Demokrat
Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersurat ke Presiden Jokowi tentang adanya pejabat tinggi di Istana yang ingin mengambil alih kepemimpinan di partainya. AHY belum menyebutkan secara terang-terangan siapa pejabat negara yang dimaksud. Namun Kepala Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief menegaskan kalau pejabat yang dimaksud adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Terkait tentang surat yang dikirim AHY kepada Presiden Jokowi
yang tidak kalah penting, siapapun yang jadi Presiden, maka Presiden akan menghindari campur tangan. Hal itu karena Presiden tentu tidak ingin meninggalkan catatan sejarah yang kurang baik bagi kepemimpinannya dan membawa Jokowi dalam persoalan Partai Demokrat menjadi tidak bijak apalagi diutarakan secara terbuka dengan menyatakan mengirim surat untuk meminta klarifikasi Jokowi. (MHD)