Beberapa nama menteri masuk dalam bursa calon presiden tahun 2024. Ini berdasarkan dari hasil survei nasional yang di lakukan oleh beberapa lembaga survei ternama seperti LSI (Lembaga Survey Indonesia) dari tanggal 25-31 Januari 2021 dan Indobarometer dari tanggal 1-10 Februari 2021.
Dari hasil dua lembaga survei tersebut ada beberapa nama menteri yang ikut mencuat sebagai kandidat potensial maju sebagai capres tahun 2024.
Ada Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan), Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Mahfud MD (Menkopolhukam) Erick Tohir (Menteri BUMN) dan Tito Karnavian (Menteri dalam negeri).
Selain nama-nama diatas, muncul spekulasi baru yang berkembang saat ini, jika salah satu pembantu Presiden Jokowi, Moeldoko (Kepala Staf Kepresidenan) juga akan ikut serta meramaikan bursa capres 2024. Seperti kita tahu, Moeldoko baru saja terpilih sebagai ketua Demokrat versi KLB (Kongres Luar Biasa) di Deli Serdang, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Ditengah pandemi Covid-19, pemerintah tengah berupaya keras menggenjot pembangunan nasional. Presiden Jokowi ingin agar akselerasi terus berjalan pada semua program-program pemerintah, terkhusus pemulihan ekonomi nasional.
Dengan kata lain, kerja keras para pembantu-pembantu presiden atau menteri harus extra ordinary (luar biasa), agar ekonomi Indonesia bisa secepatnya pulih dan kembali tumbuh sesuai dengan target yang di rencanakan.
Dalam kondisi bangsa tak menentu seperti ini harusnya para menteri itu secara serius membantu presiden Jokowi untuk menuntaskan berbagai problem yang di hadapi bangsa ini. Bukan malah sebaliknya secara underground (tersembunyi) melakukan manuver politik untuk kepentingan pribadinya sebagai capres, kemudian memanfaatkan jabatan, wewenang dan fasilitas negara untuk penguatan politik-politik tertentu.
Jelas ini akan merusak citra pemerintah, menganggu dan memperlambat target capain pemerintah untuk segera keluar dari masalah pandemi Covid-19 dan masalah – masalah bangsa lainnya
Sebaiknya para menteri-menteri ini atau pembantu presiden secara sadar mengundurkan diri, jika memiliki keinginan serius untuk maju sebagai capres atau cawapres dan fokus pada tujuan politiknya saja, sehingga tidak mengganggu kabinet kerja Presiden Jokowi.
Contoh misalnya dengan KSP Jend. Purn (TNI) Moeldoko. Sebagai orang dalam istana dan pembantu presiden, elegannya Moeldoko sudah mengundurkan diri dari KSP sejak terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat versi KLB dan fokus mengurus partainya saja. Bukan malah sebaliknya, terkesan memanfaatkan popularitas jabatannya untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya. Ini akan menjadi masalah serius yang pasti menganggu presiden Jokowi dalam bekerja. Juga akan menimbulkan stigma negatif dari masyarakat luas bagi pemerintahan Jokowi.
Dengan menteri-menteri lain yang namanya masuk dalam bursa capres, juga harus menyadari ini. Bukan malah sibuk menebar citra pribadi dengan jabatan dan fasilitas negara, lupa tugas utamanya sebagai pembantu presiden yang telah di sumpah untuk mengabdi dan bekerja bersama Presiden demi kepentingan bangsa dan negara.
Segera mundur dari jabatan anda sebagai pembantu presiden atau menteri, jika memang memiliki niat serius untuk nyapres 2024. Ini adalah pilihan bijak.
Jangan menganggu konsentrasi Presiden Jokowi yang sementara fokus menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan negara ini untuk segara keluar dari masalah global akibat Pandemi Covid-19 yang meronrong kita semua dari berbagai aspek kehidupan. (Fahmy Hakiem)
|
|