Refleksi Ramadhan, Budayawan: Tugas Manusia Sebagai Khalifah Adalah Menjaga Alam
JAKARTA. Di tengah momen Ramadhan, ummat Islam diharapkan tetap merawat alam dan lingkungannya. Sebab Islam mengajarkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam sekitarnya.
Hal itu disampaikan Budayawan KH Ngatawi Al Zastrow saat mengisi Ngabuburit Bersama Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan (BKNP PDIP) yang ditayangkan dan bisa ditonton ulang di akun Youtube @bknp pdiperjuangan. Acara ditayangkan jelang berbuka puasa, Senin (3/5/2021), dengan tema ‘Merawat Alam Merawat Kehidupan’, dipandu host Sekretaris BKNP PDIP Rano Karno.
Ngatawi mengingatkan, umat Islam harus terus menyadari kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian dari akhlak mulia yang harus diterapkan di tengah-tengah kehidupan. Dan itu juga merupakan bagian dari upaya menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia.
“Menjauhkan dari kerusakan dan bencana yang terjadi karena ulah sebagian manusia. Rasulullah SAW sebagai seorang Nabi telah memberikan perintah yang tegas kepada Ummat untuk menjaga alam ini dan tidak membuat kerusakan di dalamnya,” kata Ngatawi.
“Islam mengajarkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Dalam Islam, menjaga alam bagian dari ukhuwah. Manusia sebagai seorang khalifah salah satu tugasnya adalah menjaga dan melestarikan alam,” tambahnya.
Kerap kali manusia lupa dalam menjaga hubungannya dengan alam. Unsur yang didahulukan adalah kenikmatan semata.
Ngatawi mengkisahkan sebuah cerita, saat Rasulullah berperang bersama para sahabat. Rasulullah SAW memberikan petunjuk dan etika dalam berperang, termasuk diantaranya tidak boleh sampai merusak alam sekitar.
“Bahkan ketika dalam keadaan perang ada 3 hal yang tidak boleh dirusak. Yaitu perempuan, anak-anak, dan pepohonan. Nabi juga meriwayatkan jika besok terjadi kiamat dan hari ini kamu mempunyai benih, maka tanamlah, agar alam bisa selamat,” ulasnya.
Itulah sebabnya, lanjut Ngatawi Al-Zastrow, manusia tidak boleh mengeksploitasi alam secara berlebihan. Petuah Nabi untuk senantiasa menjaga alam kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, tabiin, hingga sampai pada para Walisongo di Nusantara.
Salah satu wali yang mengajarkan untuk menjaga alam adalah Sunan Muria, yang merupakan penggagas salah satu varietas padi gunung yaitu padi gogo.
Kata Ngatawi, Sunan Muria mengajarkan masyarakat untuk bercocok tanam. Sebab di samping untuk menunjang keberlangsungan hidup, sekaligus menjadi sebuah upaya dalam merawat alam.
“Banyak buku penelitian yang mencoba mengkaji kearifan lokal yang dilakukan oleh para Wali termasuk bagaimana Sunan Muria melakukan pertanian sebagai upaya menjaga alam dan merawat kehidupan,” terang Zastrow.
Senada dengan apa yang dilakukan Sunan Muria, Sunan Kalijaga juga mewanti-wanti masyarakat untuk menjaga alam tetap terawat. Bahkan dalam interaksi dengan hewan yang menjadi hama sekalipun.
Menurut Ngatawi, Sunan Kalijaga mengajarkan bahwa semerusak-rusaknya hewan, manusia tidak boleh membunuh. Kalaupunbdiambil tindakan, cukup disingkirkan saja. Hal itu karena Allah SWT sudah menciptakan makhluknya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
“Jadi kita tidak boleh memandang sebelah mata bahwa alam hanya sebatas dijadikan sumber kehidupan manusia, tapi kita juga diajarkan untuk senantiasa menghormati alam,” katanya.
“Alam merupakan bagian kehidupan kita, alam bukanlah sumber daya melainkan bagian kehidupan kita. Dan kalau kita menjaga alam maka alam juga akan menjaga kita,” pungkas Ngatawi Al Zastrow.
Program Ngabuburit BKNP PDIP dengan tema besar ‘Mata Air Kearifan Walisongo’ hadir setiap hari pada bulan Ramadhan pukul 17.00 WIB. Sementara sebelum sahur, ditampilkan program sejenis juga. Semuanya dapat diikuti melalui kanal Youtube: BKNP PDI Perjuangan, Instagram: BKNPusat dan Facebook: Badan Kebudayaan Nasional Pusat. (RUL)