JAKARTA. Lonjakan harga bahan pokok belakangan ini, salah satunya minyak goreng, menjadi perhatian banyak pihak. Menurut Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty, sebagai bagian dari bahan pangan pokok, pemerintah didorong untuk dapat menjaga kebutuhan masyarakat tersebut.
“Untuk minyak goreng, kami mendukung langkah Presiden Jokowi untuk mengutamakan kebutuhan di dalam negeri terlebih dahulu, walaupun harga CPO (crude palm oil) dunia naik,” ujar Evita, Selasa (4/1/2022). Kenaikan harga minyak goreng dipicu melambungnya harga minyak mentah (CPO) di pasar global.
“Sekali lagi, prioritas utama pemerintah adalah kebutuhan rakyat. Harga minyak goreng harus tetap terjangkau,” terang politisi PDI-Perjuangan itu. Seperti halnya pemerintah dalam urusan pasokan LNG dan batubara, dimana Evita mendukung pemerintah untuk mengutamakan kebutuhan di dalam negeri terlebih dahulu.
Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Anggota Komisi VI DPR RI Amin mengatakan pada awak media, berdasarkan catatannya, melambungnya harga minyak goreng sudah berlangsung tiga bulan atau lebih. Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, saat ini harga minyak goreng mencapai Rp20 ribu per liter, bahkan di beberapa daerah harganya sudah lebih dari Rp20 ribu.
Amin menilai, kondisi tersebut akan berdampak tertekannya perekonomian nasional dengan naiknya inflasi akibat harga minyak goreng yang tidak terkendali. “Maka pemerintah harus melindungi kepentingan rakyat yang saat ini terganggu pemenuhan kebutuhan pokoknya, khususnya minyak goreng,” kata Amin.
Kenaikan harga minyak goreng sebagai bahan pokok, kata Amin, akan berpengaruh terhadap harga dari jenis barang kebutuhan lain dan produk makanan turunannya. Padahal Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia, oleh karenanya Amin menekankan pemerintah harus berani mengintervensi pasar minyak goreng di dalam negeri dengan sejumlah program untuk menurunkan harganya. (RUL)