DEPOK. Wisuda Tahfidz dan Pelepasan Santri Angkatan VIII Pesantren Madinatul Quran (MQ) Depok berlangsung di Balairung Budi Utomo Hotel Bumi Wiyata, Margonda Depok Sabtu, (18/6/2022).
Direktur Pesantren MQ Depok, Dr. Yusuf Salmon, Lc menyatakan tahun ini menjadi ajang wisuda paling spektakuler.
“Alhamdulillah wisuda tahun ini cukup spektakuler. Kami berhasil mewisuda 15 orang santri SMA dengan hafalan Al Quran 30 juz serta 250 orang santri dengan hafalan 5 sampai dengan 25 juz,” ujarnya Sabtu (18/6/2022)
Lebih lanjut, dalam sambutannya Yusuf Salmon menyampaikan 7 Restorasi Pendidikan Pesantren Madinatul Quran yaitu (THALLABA), Trampil dan Mandiri, Hafidzul Quran, Literasi, Leadership,
Aktif Arab dan Inggris,
Berakhlakul karimah,
Aplikatif Ilmu.
7 karakter tersebut, kata Yusuf menjadi prioritas utama pesantren yang dipimpinnya dalam mengembangkan mutu pendidikan sekolah.
Sementara itu, Dr. Muslih Abdul Karim menyatakan berharap para santri ini tidak hanya mampu membaca atau menghafal saja tapi juga lebih dari itu mengerti dan bisa mengamalkannya.
“Kita berharap pemberian mahkota secara simbolis dari anak anak kepada orangtuanya ini adalah ‘dp’ nanti akan memberikan melalui tangan anak anaknya mahkota intan mutiara dihadapan Allah swt diakhirat kelak,” katanya.
Kemudian juga pengasuh Pondok Pesantren Madinatul Quran Depok, Kh. Khoirul Muttaqin Al Hafidz menyatakan apa yang dilakukan lembaganya sebetulnya hanya mengulang apa yang telah dilakukan oleh tokoh tokoh Islam, para ulama, ilmuwan dimasa lalu. “Kalo kita lihat seperti ibnu khudamah, ibnu hazm, al khawarizmi mereka itu tokoh tokoh hebat, ilmuwan, politisi dan sebagainya. Tapi inspirasi mereka semuanya dari Al Quran,” katanya.
Berdirinya pesantren Madinatul Qur’an ini berangkat dari keprihatinan kita terhadap kondisi bangsa dan negara. Kondisinya masih seperti sekarang ini.
Bagaimana cara memperbaiki generasi bangsa dan negara yang akan datang, paling tepat memang dari pendidikan moral. Khususnya perbaikan moral.
“Dan saya percaya anak anak santri ini menjadi calon pemimpin yang hebat. Ke depan, mau jadi apa saja, basic dan otak mereka isinya ayat Al Quran,” tegasnya.
Oleh karena itu, kami cuma melakukan apa yang pernah dilakukan para tokoh Islam terdahulu.
Ketua Yayasan Madinatul Quran, Sholihien Hadziq mengatakan 10 tahun berdiri merupakan bukan waktu yang panjang dalam mencapai hasilnya. “Tren nya mereka para santri yang lulus dari sini banyak diterima di perguruan perguruan tinggi islam seperti di Mesir, Madinah, dan Timur Tengah. Namun mereka juga ada yang diterima di dalam negeri seperti ITB dan IPB yang harapannya mereka nanti menjadi ahli ahli dibidangnya masing masing tapi tetap memiliki ruh Al Quran,” ucapnya.
Konsep pendidikan Pesantren Madinatul Quran tidak kental hanya dengan menghafal ataupun sangat umum pelajaran scientic saja. Tapi juga memadukan 3 hal (tahfidz, scientic/akademik, ilmu syariat) dan semuanya di kemas dalam satu kurikulum khas pesantren, makanya di sebut dengan sekolah tahfidz quran terpadu, pungkasnya. (RUL)