JAKARTA – Alkhairaat, sebagai salah satu organisasi masyarakat tertua di Indonesia, telah berdiri sejak tahun 1930 di Palu, Sulawesi Tengah. Dalam kiprahnya hingga kini, Alkhairaat pun memegang peran penting dalam membangun peradaban Islam di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial.
Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan zaman peran Alkhairaat pun semakin diperlukan dalam memperkokoh peradaban melalui nilai-nilai Islam dan kebangsaan di masyarakat.
“Di tengah perubahan geopolitik dan dinamika sosial masyarakat, peran strategis Alkhairaat semakin dibutuhkan untuk meneguhkan dan menjaga nilai-nilai Islam dan kebangsaan. Saya harapkan Musyawarah Kerja Nasional Perhimpunan Alkhairaat Tahun 2024 ini dapat menghasilkan program kerja yang semakin mendorong capaian dan kinerja organisasi ke depan, utamanya dalam konteks modernisasi, lingkungan, kebudayaan, dan komitmen kebangsaan,” harap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri secara virtual Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perhimpunan Al Khairaat yang diselenggarakan di Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (26/02/2024).
Untuk mendukung hal tersebut, Wapres pun menekankan lima pesan. Pertama, terus jadikan Perhimpunan Alkhairaat ini sebagai salah satu pusat peradaban Islam di wilayah Timur Indonesia.
“Saya berharap Alkhairaat bisa menjadi tempat pendalaman dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman,” ujarnya.
Kedua, Wapres meminta untuk menjadikan kultur pesantren dan sistem klasikal madrasah sebagai landasan solid dalam menempa moralitas keagamaan, juga ilmu pengetahuan dan teknologi di lingkungan Alkhairaat.
Selanjutnya, Wapres mengimbau untuk meningkatkan kolaborasi dengan organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan organisasi lainnya. Khususnya, dalam memastikan integrasi sosial dalam rangka penguatan Indonesia sebagai negara kesepakatan.
“Saya sering mengumpamakan, kita itu harus melahirkan orang-orang Islam atau muslim yang kaffah yang menjalankan agama Islam secara keseluruhan, tetapi juga memegang teguh kesepakatan nasional, jadi muslim kaffah ma’al mitsaq, karena kita punya kesepakatan nasional dan itulah generasi yang harus kita lahirkan,” imbaunya.
Lebih jauh Wapres mengingatkan untuk mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam.
“Misi pendidikan Alkhairaat dapat diarahkan untuk membangun sumber daya maritim yang lebih kuat, sehingga lahir generasi muda yang cakap dan terampil dalam bidang kelautan. Di saat yang sama, promosikan nilai-nilai ilmu pengetahuan Islam yang seimbang, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya kelautan,” urainya.
Terakhir, Wapres juga meminta jajaran pengurus Alkhairaat agar dapat melibatkan para pemuda dan perempuan dalam berbagai kegiatan dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
“Peran generasi muda juga sangat dibutuhkan untuk mendorong pencapaian isu-isu prioritas nasional, seperti pengembangan ekonomi syariah, pengurangan kemiskinan, serta penanggulangan stunting, utamanya di wilayah Indonesia Timur,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Wapres berharap acara Mukernas ini dapat berjalan lancar dan membuahkan program kerja yang semakin mendorong peningkatan kualitas tata kelola pendidikan dan dakwahnya.
“Dengan mengucapkan, bismillahirrahmanirrahim Musyawarah Kerja Nasional Alkhairaat Tahun 2024, dengan ini saya nyatakan secara resmi dibuka. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridai segala ikhtiar yang kita lakukan,” pungkas Wapres.
Sebelumnya, Ketua Utama Alkhairaat Alwi Saggaf Aljufri menyampaikan, bahwa Alkhairaat ini memiliki tiga konsen utama, yaitu di bidang sosial, dakwah, dan pendidikan.
Sehingga pada Mukernas tersebut berfokus pada 3 hal yaitu transformasi kelembagaan yang good government, transformasi pendidikan modern yang berbasis digital berjiwa kebangsaan, dan transformasi penguatan sektor ekonomi secara global.
“Saya harapkan kepada pengurus, agar kita fokus ke tujuan dan membuat program kerja yang mengacu kepada prioritas utamanya, yaitu tercapainya 3 (tiga) target tersebut. Mukernas ini harus menghasilkan perencanaan yang matang, termasuk tahapan-tahapan, langkah-langkah, dengan timeline yang konkret dan terarah serta goal atau target pencapaian yang jelas, pada setiap tahapan demi tahapan. Program ini harus berkelanjutan sehingga lebih terarah, terukur, serta kesuksesannya tersebut bisa dicapai,” harapnya.
Hadir dalam Mukernas tersebut, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan (MPR) RI Fadel Muhammad, Pj. Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, Wali Kota Samarinda Andi Harun, Forkopimda Provinsi Kalimantan Timur, Organisasi masyarakat (ormas) keagamaan di Kalimantan Timur, Ketua Umum PB Alkhairaat Mochsen Alaydrus, dan jajaran pengurus Alkhairaat. (RUL)