Kisah sukses from rooftop to export jadi inspirasi bahwa di tengah himpitan dan sempitnya peluang, masih ada kesempatan untuk jadi bintang. Azhari membuktikan peluang ekspor terbuka justru saat kondisi pandemi terjadi. Bagaimana kisahnya?
JAKARTA. Azhari, mantan GM salah salah satu perusahaan logistik dan express terkemuka sukses menjalani bisnis budidaya adenium dan menjadi eskportir tangguh di tengah badai pandemi yang tengah terjadi.
Awalnya, ia bercerita, bermula dari hobi yang keterusan. Hobi koleksi adenium karakter, dan sekali-kali ikut dikonteskan sampai menyertakan adenium sendiri ke Bali.
“Adapun Sultan Adenium sendiri baru berdiri tahun 2018 dan mulai usaha transaksi pertama-nya 3 hari setelah akun IG sultan adenium dibuat. (Transaksi via online). Sebelumnya hanya sekedar koleksi,” ujarnya dalam sesi wawancara virtual awal Juni 2021 lalu.
Karena masih dihandle sendiri, pola pengelolannya dan promosinya pun bersifat pribadi. “Masih self-preneur. Dibantu dengan 2 orang staf saja. Bagian produksi dan promo,” katanya merendah.
Sultan adenium walau sudah punya account sendiri di market place, tetapi menurut Azhari, belum aktif karena masih fokus online business via IG dan mungkin saja sifatnya masih personal (variasi produk adenium nya beragam. Mulai dari bunga, jenis species, karakter, hybrid dan lain-lain. “Ke depan saya maunya berjalan as a business atau as a company, doakan saja,” katanya.
Lalu, bagaimana kisahnya bisa jadi exposrtir Adenium?
Dirinya melihat peluang saat awal tahun pertama Sultan_Adenium berdiri. Waktu itu transaksi domestik lumayan growth-nya. Terlintas dibenaknya bagaimana posting Sultan_Adenium bisa dilihat orang luar negeri.
Nah, katanya, berangkat dari situ dan atas ada-nya inquiry dari overseas terutama nursery di Russia yang order hampir 1000 adenium via Direct Message di IG. “Saya tangkap dan olah peluang tersebut dengan cepat supaya peluang ini bisa saya wujudkan,” katanya. Tentunya langkah awal mulai dari perijinan harus disiapkan. Sertifikasi benih, NIB, dan lainnya sudah dipersiapkan dan didapatkan.
Selanjutnya, ia menambahkan, mencari tahu informasi seputar export via Kementan dan juga proses karantina seperti apa sebelum pesanan dikirim. “Disini pelanggan sabar menunggu,” katanya.
Setelah sukses mengekspor ke Russia, permintaan dari negara lain pun berdatangan. Saat ini, Sultan Adenium sudah mengekspor ke 7 negara. Awalnya ke Singapura, Malaysia, India, USA, Russia, Kazakhstan, Abu Dhabi. “Insya Allah bertambah lagi nanti,” katanya.
Ia pun membagi tips sukses kepada calon ekportir tanaman. “Saya menjelaskan kalau saya bisa export dan menyiapkan phytosanitary certificate. Lalu, variasi produk adenium yang beragam, kualitas adenium yang cukup baik, konsisten, update jenis-jenis hybrid baru, promo, dan lainnya, follower IG yang organic, dan terakhir adalah tingkat kerusakan tanaman saat diterima sangat kecil, dan ini berdasarkan testimoni pelanggan dari Russia, Abu Dhabi dan Kazakhstan,” katanya.
Prospeknya ke depan jika melihat animo pasar lokal yang bertambah penggemarnya, cukup menjanjikan. “Namun perlu ada terobosan supaya market share dan jumlah penggemar dalam bisa bertambah dari waktu ke waktu termasuk repeat order. Sebab, pasar luar negeri, problem-nya masih seputar ongkir yang tidak murah dan proses ijin export yg perlu waktu,” katanya.
Demi Sebarkan Kebaikan, Sultan Adenium Buka peluang Reseller
Syarat dan ketentuannya Sangat mudah. “Hanya dengn modal Rp 1.5 jt sudah bisa mendapatkan adenium jenis dan ukuran tertentu dengan harga khusus,” katanya.
Lau, apa yg mesti dilakukan bagi pengusaha adenium.pemula hingga dapat meyakinkan pelanggan dan repeat order? Ia memberikan tipsnya untuk tetap dilirik konsumen. “Reseller harus konsisten, rajin posting, fokus pada produk yang kita mau tawarkan. Kecuali kalau kita pemain besar, green house menjadi nilai tambah,” katanya.
Keunikan konsumen luar dan dalam negeri, bedanya hanya di selera konsumen Luar Negeri berbeda satu dengan yang lainnya.
“Ada yang suka adenium jenis daun kriwil, ada adenium karakter atau yang umum adenium bunga tumpuk. Sisi baiknya adalah apabila kita berhasil deal dengan nursery di Luar Negeri dan menjadi single distributor buat mereka, itu sudah cukup baik,” katanya.
Obesinya ke depan selain melebarkan jaringan export negara-negara tujuan dan bermitra dengan banyak petani adenium di dalam negeri adalah karena ini bisnis hobi, maka bisnis hobi bisa jadi besar bila dikelola dengan benar walau tidak mudah.
“Kendala utamanya yang jelas di permodalan. Ini jadi tantangan tersendiri. Karena itu, Sultan_Adenium sedang mencari partner di Luar Negeri supaya bisa kerja sama long term. Masih dilakukan sampai saat ini,” katanya.
Untuk dalam negeri, ia menjelaskan, kerjasama model yang mirip-mirip plasma bisa dilakukan. Umumnya dgn cara membeli produk para petani atau kerja sama pembesaran benih/bibit. Support modal bisa dilakukan dengan berbagai cara. Win win solution.
Dream ke depannya, Azhari menegaskan, bahwa pengembangan jaringan kerjasama tidak hanya domestik, tetapi luar negeri sangat berpotensi untuk di garap.
Misinya, ujarnya, agar bagaimana adenium bisa diterima dan dinikmati oleh segala lapisan masyarakat. Dan ini msh sangat terbuka luas baik dalam negeri apalagi Luar Negeri. (RUL)