JAKARTA (DesentraLNEWS) – Gas hidrogen yang sedang dikembangkan saat ini bersumber dari air. Unsur atom air adalah H2O. Sedangkan gas hidrogen memiliki unsur atom H2. Bila bercampur dengan udara, O2, dalam ukuran yang tepat. Gas hidrogen akan mudah terbakar. Hidorgen merupakan unsur teringan dalam alam semesta.
Sejak 2010, mesin pembuat hidrogen sudah selesai penelitiannya oleh Rudy Sumardi. Menjadikan gas ini untuk pembakaran yang sempurna pada mesin. Baik motor maupun mobil. Mesin hidrogen yang dikembangkannya semakin baik dan mudah instalasinya dikendaraan serta aman.Dampak dari penggunaan gas hidrogen ini, kendaraan mengirit bbm-nya sampai 50 persen.
Di tempatnya, ada alat elektrolisis yang dibuat tahun 2010. Menghasilkan gas hidrogen (H2) dan Oksigen (O2). “Ini alat pertama yang kami buat. Semakin ke sini semakin baik dan mudah mengontrolnya. Dengan melihat indikator yang ada saja,” ujar Rudy.
Mobil atau motor yang ada saat ini didominasi dengan bahan bakar fosil, menggunakan alat pembakaran di dalam. Fungsi utama pembakaran ini untuk menggerakan torsi mesin. dan kemudian menggerakan roda kendaraan. Pembakaran tersebut membutuhkan bahan bakar. Bensin dan udara. Kaburator secara otomatis mengaturnya antara semprotan bensin dan masuknya udara. Pembakaran sempurna terjadi ketika semua fungsi alat masih baru.
Dengan menggantikan udara dari luar dengan hidrogen menjadikan pembakaran selalu sempurna. Caranya sederhana, menyemprotkan gas hidrogen pada saluran udara di kendaraan. Kemudian diserap oleh kaburator. Bercampurnya antara bensin dengan hidrogen. Hidrogennya sendiri mudah terbakar, maka penggunaan bensin pun akan berkurang. Prinsip inilah yang dikembangkan. Jadi modifikasi pada mesin kendaraan tidak ada sama sekali. Hanya penyetelan gas buang bensin saja.
Pemasangan alat ini pun sederhana. Alat hidrogen di tempatkan di belakang kendaraan, jauh dari mesin. Untuk pelistrikannya disampungkan ke kunci kontak pada posisi on atau starter. Artinya alat ini bekerja ketika mesin menyala, atau posisi on di kunci. Dengan menggunakan selang, gas hidrogen yang dihasilkan alat ini disalurkan ke tempat penyerapan udara pada mesin. Saringan udara.
“Penghematan BBM ini bisa mencapai 50%,” klaim Rudy. Pada kenyataan di lapangan bahkan ada kendaraan yang hasilnya bisa lebih dari 50 persen. Dengan pembakaran sempurna dalam mesin ini berdampak pada gas buangannya. Jadi lebih bersih. Zero emisi, dekarbonisasi. Karena bahan bakar fosil yang digunakan menjadi lebih sedikit. Ini bisa terlihat dari gas buangan pada kendaraan yang mengeluarkan tetesan air.
Pengalaman Agung ketika lebaran kemarin dengan motor Ninjanya. “Biasanya saya keluar 400 ribu perak untuk sekali jalan. Kemarin separuhnya. Itu saja di kampung masih muter-muter lagi. Baru mau pulang isi lagi,” ujarnya. Agung bergerak dari Cileungsi Bogor, ke Sukabumi. Dan dia masih jalan-jalan sampai Cianjur.
Akhir-akhir ini, selain motor dan mobil, Rudy Sumarno juga membuatkan alat berbahan air ini untuk diesel pembangkit listrik. Bus, bahkan eskavator pun pernah dipasangkan alat ini. Dalam video yang diperlihatkannya, bagaimana sang operator eskavator menyanjung dampak positif dari alat kerjanya tsb. Suara mesin menjadi halus. “Kini kami sedang melakukan uji coba untuk pesawat terbang. Tentu pesawat terbang kecil dengan baling-baling, bukan dengan mesin jet,” tambah Rudy.
Untuk alat yang rata-rata beratnya 25 kg, untuk mobil, gas hidrogennya bisa digunakan sebagai terapi bagi manusia. Inhaler hidrogen yang saat ini sedang tren. Konon, terapi hidrogen ini dapat mencegah 171 penyakit, karena sifatnya yang antioksidan tinggi.