BOGOR – Sebanyak 15.388 pelaku Usaha Menengah Kecil Menengah (UMKM) di Kota Bogor mendaftarkan diri agar mendapat bantuan sebesar Rp 2,4 juta yang dijanjikan Presiden Joko Widodo.
“Untuk UMKM Kota Bogor peminatnya sangat tinggi ya dalam rangka mendapatkan banpres produktif sebesar Rp 2,4 juta. Saat ini Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor sudah menyampaikan (mengajukan) data ke Kementerian Koperasi sebanyak 15.388 pelaku UMKM,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor Samson Purba, baru-baru ini.
Samson menyebut, pelaku UMKM Kota Bogor banyak yang memilih mendaftar melalui internet dibanding datang langsung ke kantornya. Sehingga tidak ada kerumunan dan antrean di kantornya.
“Jadi banyak yang memilih daftar melalui link internet, ketimbang datang dan harus antri ke kantor kami. Rata-rata yang datang ke kantor itu hanya 10 orangan itupun untuk tanya-tanya soal teknis. Jadi tidak banyak yang datang, tidak ada antrean,” kata Samson.
“Saya sangat bangga ya, karena UMKM di Kota Bogor hari ini ternyata sudah melek teknologi ya,” imbuhnya.
Samson mengatakan, pihaknya tidak memberi batasan jumlah UMKM yang mendaftar. Karena yang menentukan apakah pelaku UMKM itu mendapatkan hibah atau tidak adalah tim di Kementerian.
“Kita tidak batasi kuota, hanya saja siapa yang layak menerima bantuan itu tergantung Kementerian Koperasi,” kata Samson.
“Jenis usaha yang boleh daftar di Kota Bogor itu pedagang kaki lama, warung gorengan, tambal ban, pedagang sembako di rumah, termasuk yang usahanya online itu semua kita daftarkan. Kriteria khusus itu kan ada, yaitu omset tidak melebihi 30 juta atau 25 juta perbulan dan lolos BI checking,” imbuhnya.
Sementara itu, pengusaha Kuliner di Kota Bogor Sunaryo berharap bantuan produktif dari Presiden Jokowi itu bisa segera dicairkan. Karena jika dapat, Sunaryo akan menggunakannya untuk modal usaha kembali.
“Tadi itu saya coba daftar, kemudian kita diarahkan agar daftar langsung via internet. Oke kita akan ikuti, karena bantuan ini sangat membantu ya. Bisa saya pakai untuk modal,” kata Sunaryo.
“Bayangkan, usaha saya sekarang tutup total, penghasilan nol. Karena saya kan usaha di food court, sekarang swalayan tutup. Mau buka pun siapa yang mau beli,” ujarnya. (*)