Pasar Pariaman Diresmikan Wapres, Ekonomi Kota Diharapkan Segera Pulih
PARIAMAN. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan revitalisasi Pasar Pariaman sehingga menjadi sarana perdagangan rakyat yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh) di Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Peresmian Pasar Pariaman ditandai dengan pemotongan untaian bunga melati dan penandatanganan prasasti oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin didampingi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( Wamen PUPR) John Wempi Wetipo di Pariaman, Selasa (6/4/2021).
Turut hadir dalam peresmian Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy, Anggota Komisi V DPR RI Athari Gauthi Ardi serta Walikota Pariaman Genius Umar.
Wapres Ma’ruf Amin mengatakan keberadaan Pasar Pariaman selain sebagai sarana jual beli untuk memenuhi kebutuhan pokok masayarakat juga menjadi bagian dari layanan wisata karena lokasinya berada di pusat kegiatan kota dan dekat dengan Pantai Gandoriah. “Pasar Pariaman diharapkan menjadi destinasi wisata belanja produk dalam negeri, sehingga juga bisa meningkatkan sektor ekonomi dari UMKM maupun pariwisata,” kata Wapres Ma’ruf Amin dalam sambutannya.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Ma’ruf Amin juga mendorong Kepala Daerah untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19 kepada para pedagang serta mensosialisasikan protokol kesehatan dalam kegiatan perdagangan di Pasar Pariaman.
Pembangunan Pasar Pariaman ditandai dengan peletakan batu pertama bersamaan dengan Puncak Peringatan Hari Nusantara di Kota Pariaman pada Desember 2019 lalu. Konstruksi pasar dibangun dengan anggaran APBN sebesar Rp 92 miliar oleh kontraktor PT. Wika Gedung di atas lahan seluas 4,565 m2 dengan luas bangunan 10,889 m2 yang direncanakan dapat menampung 562 pedagang. Bangunan pasar terdiri dari 362 kios dan 530 m2 area yang digunakan untuk menampung 200 los.
Revitalisi pasar dilakukan dengan membangun kembali pasar lama yang berusia lebih dari 100 tahun dan sudah mengalami beberapa kali kerusakan akibat kebakaran dan gempa bumi pada 2009 dan 2016. Konstruksi pasar dibangun dengan konsep ramah lingkungan, tahan gempa, dan mengadopsi pemanfaatan metodologi Building Information Modelling (BIM) berbasis industri 4.0.
Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan bangunan pasar menggunakan konsep green building yang diharapkan mampu meminimalkan penggunaan daya listrik dengan desain memiliki sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik, sehingga lebih ramah lingkungan.
“Untuk lantai 4 dilengkapi konstruksi atap dak beton sebagai shelter apabila terjadi bencana tsunami. Pasar juga dilengkapi fasilitas ramp seperti jalur evakuasi apabila terjadi gempa,” ujar Iwan Suprijanto.
Kehadiran Pasar Pariaman yang sudah mulai dibuka sejak satu pekan disambut gembira oleh masyarakat. Para pedagang maupun pembeli merasa cukup nyaman dalam bertransaksi, karena pasar-nya besar dan bershi serta lapak yang disediakanpun cukup memadai dan terasa rapi. “Bangunan pasar lebih modern dari pasar lama, diharapkan bisa mempengaruhi penjualan, bisa lancar. Pasarnya bersih jadi pembeli juga nyaman keliling,” ujar salah satu pedagang Erna Wati.
Hadir dalam peresmian, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan PUPR Endra S. Atmawidjaja, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat Kusworo Darpito, Plt Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat Syahputra A Ghani, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang Dian Karmila, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Zubaidi, dan Direktur Operasi III PT Wijaya Karya (Persero) Sugeng Rochadi. (RUL)